"Bro nanti kamu jadi dewan juri lomba nggambar dan buat komik tentang kehidupan adat Manggarai ya"Â
Sebuah ajakan dari seorang kawan. Tawaran itu tidak saya sia-siakan. Akhir Juli saya berangkat ke sana. Sebuah perjalanan perdana untuk orientasi medan mengumpulkan bahan gambar untuk membuat komik adat. Setelah bahan terkumpul, proses persiapan berjalan beberapa bulan dari segala pernak pernik sampai penyiapan cenderamata.Â
Bertajuk Festival Adat Kedel 2022 merupakan kegiatan perdana di Manggarai Timur, sebagai bentuk manifestasi revitalisasi budaya lokal yang diselenggarakan oleh Komunitas Rumah Gendang bekerja sama dengan Fasilitasi Kebudayaan Kemendikbud. Serangkaian acara yang saling berkaitan dilaksanakan di Rumah Gendang Watu Lanur pada  14-18 September 2022.  Terasa ada kebanggaan tersendiri saya dilibatkan di sini.Â
Pada tanggal 14 September 2022 panitia mempersiapkan acara Teing Hang di mana panitia dan tua-tua adat memberi sesajian kepada leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal, tujuan agar mereka merestui rangkaian festival adat dan tidak terganggu selama pelaksanaan. Acara ini juga sekaligus penyambutan tamu yang turut berkontribusi selama persiapan dan pelaksanaan Festival Adat Kedel. Turut hadir dalam Teing Hang di Rumah Gendang, Sipin Putra M.Si (kolaborator festival adat), Roikan M.A (Ilustrator - saya sendiri), Baim (mahasiswa dari UPI) dan Gerrit Bril (Pemerhati masyarakat adat dan jurnalis dari Belanda).
Tarian Caci dan  Danding dlaksanakan pada tanggal 15 s/d 16 September 2022. Bertempat di lapangan depan rumah Gendang Watu Lanur. Tarian caci merupakan tradisional yang di lakukan oleh pria dewasa dan untuk pria remaja dengan level atau tingkatan masing-masing. Kata caci itu sendiri berasal dari bahasa Manggarai yang artinya Ca artinya satu dan Ci artinya satu sehingga arti caci adalah permainan satu lawan satu yang terdiri dari 2 orang saja(tidak lebih). Â
Sebagai iringan dari Tari Caci turut dilantunkan Tarian Danding adalah tarian untuk mendukung tarian caci dan boleh di lakukan berpasangan dan secara ramai di natas atau lapangan juga di mbaru gendang (rumah adat) sebagai ucapan rasa syukur atas hasil panen. Antusias masyarakat desa dan tamu patut mendapat apresiasi, selama dua hari kegiatan berlangsung dengan meriah, aman dan tertib. Hingga sore tanggal 16 September 2022 saat gong penutupan Caci dan Danding ditabuh semua turun ke lapangan bersalaman dan berpamitan kembali ke rumah masing-masing.
Pada tanggal 17 September Pertunjukan benda adat di lakukan oleh tua Adat Kedel yaitu Bapak Yosef Jemarut. Dia melakukan pertunjukan benda adat seperti Gendang ( sang istri), Tambor (sang suami), gong (anak dari gendang dan tambor), keris peninggalan, lopa tempat menyimpan cepa ( sirih pinang), ndeki ekor pemain caci, nggiling alat tameng untuk menangkis dalam permainan caci, nggorong pengiring pemain caci yang di ikat di bagian pinggang, panggal untuk melindungi kepala, tubi rapa perhiasan dagu pemain caci, selendang untuk mengikat kain songket, sapu tangan untuk perhiasan tangan, sapu kain penutup muka waktu melakukan pencambukkan, celana putih, kain songket, larik untuk mencambuk lawan caci, balibello perhiasan untuk wanita, retu, kebaya dan selendang.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya Desa Wisata Ramah Berkendara. Mengingat medan yang terjal dan jauh. Dari Labuhan Bajo untuk sampai lokasi dibutuhkan waktu kurang lebih 8 jam perjalanan darat. Semoga ada kontribusi nyata dari Adira Finance untuk pengembangan akses menuju lokasi yang sebenarnya menyimpan potensi wisata perjalanan. Sepanjang jalan kita bisa menikmati pemandangan perbukitan khas Nusa Tenggara Timur dan mendapatkan perjalanan yang tiada duanya.Â
Kembali ke acara Festival. Pelibatan masyarakat sangat antusias. Dari menjadi panitia sampai menjadi penyaji acara. Bertutur tentang Lanur Pemuda gagah dan Timung Te,e sebagai cerita asal usul keturunan orang Kedel desa Watu Lanur yang di bawakan oleh peserta didik SMPN 4 Poco Ranaka juga mereka aksikan dalam sebuah teater, tarian pandeng cepa, tarian lodok sebagai bentuk kehidupan masyarakat Manggarai (mayoritas petani) dll, ini semua melibatkan anak muda sebagai pewaris budaya serta menjaga kelestarian budaya Kedel serta menjawab tema Festival "MARI KERUMAH GENDANG" Kalimat ajakkan di tujukan kepada anak-anak, remaja, dewasa baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam rangka menanamkan kesadaran akan kelestarian dan kebanggaan pada budaya sendiri. Saya meluncurkan sebuah komik berjudul  "Mari Ke Rumah Gendang". Cerita bergambar ini menceritakan sekilas tentang Watu Lanur, Kedel dan seluk beluk masyarakat Manggarai Timur dari sisi ilustrator yang sebulan sebelumnya sudah melakukan observasi, wawancara khusus dan pengumpulan bahan gambar langsung ke Desa Watu Lanur. Acara ini satu rangkaian dengan Lomba Menggambar Watu Lanur. Peserta yang hadir mulai dari anak PAUD, SD, SMP, SMA dan dewasa yang di lanjutkan lomba menggambarkan dengan 3 kategori bocah kecil (bocil), remaja dan dewasa. Antusias mereka membuat  panitia senang dan bangga apalagi di akhiri dengan pemberian hadiah kepada peserta yang memiliki kreativitas yang tinggi. Saya sendiri sampai tidak bisa berkata apa-apa sampai tidak sanggup tampil untuk sambutan karena terlalu terharu.Â
Dalam festival ini juga ada pertunjukan kerajinan tangan seperti tapa kolo(nasi bambu), pembuatan tikar, menenun songket, pertunjukan membuat balibello, retur, tupi rapa sebagai alat perhiasan permainan caci dan danding dan ini di aksikan langsung oleh masyarakat dari segala usia yang meluber sampai luar lapangan dan diperkirakan mencapai 500 orang.Â
Pada tanggal 18 September 2022 kembali dilakukan upacara tombo poli sebagai ucapan terima kasih kepada leluhur karena kegiatan berjalan dengan lancar dan di tutupi evaluasi dan Misa Adat di rumah Gendang Kedel. Â Semoga ini adalah awal dari rangkaian kegiatan yang banyak mendatangkan banyak pihak untuk berapresiasi bersama dalam pesona, alam, adat, kopi dan sopi Manggarai. Akhir kata sebagian jiwa saya turut tertambat di Watu Lanur. Tiba Teing Saudaraku dari timur.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H