Kedua, pemahaman yang komprehensif tentang kearifan lokal berbasis pengetahuan lokal melalui praktik literasi.
Dalam agenda Gerakan Literasi Keluarga (GLN) terdapat dua dari enam bidang yang dapat saya tautkan dengan pengetahuan lokal masyarakat yaitu Literasi Sains dan Literasi Budaya-Kewargaan. Kearifan lokal dapat masuk melalui inovasi ilmu pengetahuan berbasis nilai budaya suatu komunitas.
Ketiga, menciptakan sinergi yang produktif antara keluaga dan masyarakat sebagai sumber ilmu. Sinergi ini menjadi salah satu cara agar sistem pendidikan kita tanggap terhadap perkembangan.Â
Tanpa melupakan nilai adiluhung budaya dan kearifan lokal, teknologi dan seni yang ada disekitarnya. Jika globalisasi diibaratkan angin tornado yang menghempas siapapun, hanya satu tiang yang dapat melindungi kita dari hempasan angin besar itu. Tiang itu adalah kearifan lokal.
Semoga dengan partisipasi aktif masyarakat dengan berbagai sistem nilai lokal pada ranah pendidikan sebagai sebuah jalan baru. Jalan menuju Indonesia yang produktif, inovatif dan kompetitif. Itulah harapan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H