Muatan lokal adalah salah satu instrumen dalam penyesuaian awal seorang peserta didik dalam mengidentifikasi diri dan berinteraksi dalam masyarakat. Selain itu, muatan lokal mengembangkan sikap intergratif yang berpengaruh pada perilaku dan etika.
Merujuk pada Permendikbud RI No. 79 Tahun 2014 muatan lokal dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, keutuhan kompetensi, fleksibel dan kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global. Muatan lokal mengenalkan dan memperdalam ciri khas suatu daerah tanpa mengurangi penghargaan pada budaya lain (liyan). Regulasi ini menjadi salah satu bukti upaya pemerintah dalam revitalisasi muatan lokal.
Urgensi dan perlunya revitalisasi muatan lokal, seyogianya meliputi banyak aspek sebagai manifestasi dari nilai kebudayaan setempat. Tidak melulu pada kesenian, ketrampilan dan kerajinan. Namun meliputi sistem nilai, adat istiadat, folklor yang terkandung aspek adiluhung dari sebuah kepribadian masyarakat yang dianut dan dilestarikan secara turun temurun.
Peserta didik juga perlu mengetahui sejarah, metode pengobatan tradisional, kuliner, ekologi dan teknologi lokal dan menyesuaikan dengan perspektif global. Selanjutnya diperlukan langkah reaktualisasi muatan lokal dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Terdapat dua agenda utama terkait mulok dengan strategi pemajuan budaya yaitu pertama, melindungi dan mengembangkan nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional untuk memperkaya kebudayaan nasional. Langkah yang dapat dilakukan dengan lebih menggalakan ekstrakulikuler berbasis kesenian daerah dan penambahan tenaga pendidik dari kalangan seniman dan profesional. Pembiasaan mendengarkan tembang-tembang Jawa  atau gurindam sebelum/setelah Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan pengenalan makna dalam kemasan yang diminati peserta didik.
Kedua, memajukan kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem. Kearifan lokal berbasis ekologi dimiliki oleh setiap etnis di tanah air. Pengenalan tanaman herbal dan kebiasaan yang membangkitkan pola hidup sehat dapat digabungkan dalam muatan lokal. Termasuk kegiatan memancing liar dengan teknik tradisional setempat. Mengenalkan ekosistem sungai sekaligus pembangunan kesadaran tentang pelestarian alam.Â
Melalui pendekatan peningkatan kualitas pendidikan dan pemajuan kebudayaan, diharapkan terjadi keseimbangan menjadi generasi milenial  yang handal. Siap menghadapi perkembangan jaman dalam revolusi industri 4.0 tapi tetap tidak lupa nilai budaya dan selalu menjunjung tinggi etika keadaban yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H