Sistem Boarding Pesantren Jadi Contoh
Menag juga menyoroti sistem boarding (pemondokan) di pesantren yang dinilai efektif dalam penanaman karakter. Sistem ini memungkinkan santri mendapat pengawasan selama 24 jam, yang menurutnya menjadi salah satu keunggulan pesantren. Ia juga menyinggung bahwa sistem boarding pesantren telah diadopsi oleh beberapa sekolah di Inggris dan Australia sebagai model pendidikan karakter yang kuat.
"Waktu yang sering menimbulkan masalah adalah setelah anak pulang dari sekolah. Oleh sebab itu, sistem boarding di pesantren menjadi solusi untuk pengawasan dan pembentukan karakter," jelasnya.
Pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pesantren secara lebih mandiri, memperkuat posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berakar dari tradisi Nusantara, sekaligus memajukan peran pesantren dalam membangun generasi muda Indonesia yang berkarakter dan berintegritas.
Tentu saja dengan terobosan semacam ini, pesantren di Indonesia tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan secara sebelah mata. Bahwa pesantren yang telah mengakar kuat di bumi Nusantara, mau diakui atau tidak, telah melahirkan tokoh bangsa. Bahkan catatan sejarah sejak sebelum berdirinya bangsa Indonesia, pesantren telah berkiprah membentuk karakter bangsa dengan pendidikan tradisional.
Yang tak kalah pentingnya lagi, selain sistem pendidikan yang dimiliki oleh pesantren itu sendiri, juga telah melahirkan banyak tokoh bangsa. Sebut saja, KH. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi Masyarakat terbesar di Indonesia yang telah mendunia. Yakni Nahdlatul Ulama. Dilanjutkan oleh putranya, KH. Wahid Hasyim, sebagai salah seorang yang mengawali pengabdian kepada negara dan bangsa sebagai Menteri Agama. Juga KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab dengan panggilan Gus Dur, sebagai Presiden ke empat Indonesia.
Nama-nama di atas bukankah tidak cukup membuktikan, bahwa dunia pesantren sudah selayaknya menjadi tolak ukur Pendidikan yang berkarakter dan khas Nusantara.
Karenanya, dukungan sepenuhnya gagasan maupun ide untuk Menteri Agama kali ini. Semoga dapat dijalankan dengan baik. Demi Bangsa dan Negara. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H