Sebab pada panen kedua ini, buah yang diproduksi ukurannya lebih besar. Satu buah rata-rata memiliki berat sekitar 1 kilogram. Dengan demikian, omzetnya pun lebih besar.
"Karena harga jualnya juga berbeda. Kalau yang pertama itu Rp 20 ribu per kilogram. Kemudian panen kedua Rp 23 ribu per kilogram," kata dia.
Selain untuk operasional, dia mengatakan, hasil panen tersebut juga dimanfaatkan untuk penanganan stunting di Desa Pakisaji. Setidaknya, Rp 1 juta akan diberikan kepada kader stunting untuk dapat digunakan membeli telur dan daging. Sehingga, green house-nya juga dapat berkontribusi untuk mewujudkan ketahanan pangan. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H