Mohon tunggu...
Rohmawati
Rohmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Mitra Keluarga

Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hipertensi

11 Oktober 2022   20:57 Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGENAL APA ITU DARAH TINGGI

Penyakit tidak menular atau PTM menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi atau darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah melebihi ambang batas normal, dimana tekanan sistol di atas 140mmHg dan tekanan diastol di atas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor risiko yang dimiliki seseorang baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar.  (Hasnawati, 2021)

Setiap tahunnya angka kejadian hipertensi mengalami peningkatan. Diperkirakan lebih dari seperempat populasi di dunia menderita hipertensi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Kejadian ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%.

Terdapat 2 faktor penyebab hipertensi yaitu faktor yang dapat di rubah dan tidak dapat di rubah. Faktor yang dapat di rubah seperti gaya hidup, kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok dan mengonsumsi alkohol. Sedangkan faktor yang tidak dapat di rubah seperti usia, jenis kelamin, dan gentik.

Dalam penelitian (Tumanduk et al., 2019) menyebutkan bahwa usia menjadi pengaruh terjadinya hipertensi, dimana semakin tua umur seseorang maka semakin berisiko terkena hipertensi. Usia menjadi salah satu faktor penting dalam masalah kesehatan dan sosial, karena usia dapat mempengaruhi perilaku sesorang. Dengan bertambahnya usia menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti terjadinya penebalan dinding arteri hal ini di akibatkan karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan pembuluh darah sehingga membuat pembuluh darah menyempit dan menyebabkan pembuluh darah kaku. (Tumanduk et al., 2019)

Selain itu jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi, dalam hasil penelitian didapatkan hasil bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi dari pada perempuan, faktor ini bisa disebabkan karena pengaruh psikologis seperti masalah pekerjaan, dan juga bisa disebabkan karena perilaku tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. (Tumanduk et al., 2019)

Riwayat keluarga atau faktor genetik juga berperan dalam faktor penyebab terjadinya hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit keturunan, jika orang tua mempunyai hipertensi maka keturunanya mempunyai risiko 25% mengalami hipertensi. Hal ini dikarenakan tidak adanya upaya pencegahan oleh keluarga, seperti melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. (Ina et al., 2020)

Selain faktor yang tidak dapat di rubah,terdapat beberapa faktor lain penyebab hipertensi seperti obesitas. Obesitas menjadi faktor penyebab hipertensi, karena terjadi peningkatan cardiac output sehingga semakin besar masa tubuh maka semakin banyak jumlah darah yang beredar sehingga curah jantungpun ikut meningkat. (Sekar Siwi et al., 2020)

Selain obesitas faktor merokok juga menjadi penyebab hipertensi, hal ini dikarenakan rokok memiliki kandungan nikotin dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga dapat menimbulkan tekanan darah meningkat. (Sekar Siwi et al., 2020)

Penyebab lain yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu asupan garam yang berlebih, normalnya tubuh hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 2400 mg garam per hari. Apabila konsumsi garam terlalu banyak maka garam di dalam tubuh dapat menahan atau menarik terlalu banyak cairan tubuh sehingga volume cairan darah akan meningkat tanpa adanya penambahan ruang pada pembuluh darah, hal tersebut mengakibatkan kenaikan tekanan darah dalam pembuluh darah. (Sherly et al., 2020)

Risiko yang dapat terjadi apabila tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), penyakit jantung dan otak stroke. (Hasnawati, 2021)

Gejala penyakit hipertensi biasanya akan muncul apabila sudah terjadi kerusakan pada tubuh, seperti terjadinya penurunan penglihatan, pusing kepala bahkan sakit kepala, merasa lelah dan gugup, serta terdengar suara dengungan di telinga kanan ataupun kiri. (Tasalim, 2021)

Penyakit hipertensi sendiri adalah penyakit yang tidak dapat di sembuhkan, tetapi dapat di kontrol yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dengan memodifikasi faktor risiko seperti mempertahankan berat badan ideal, melakukan aktivitas fisik atau berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu, memanagement stres, mengurangi asupan garam berlebih, batasi mengonsumsi alkohol, hindari merokok, dan pola hidup yang sehat. (Tasalim, 2021)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan penyakit dengan adanya peningkatan tekanan darah dimana penyebabnya terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor yang dapat dirubah dan tidak dapat dirubah, penyakit hipertensi terkadang tidak menimbulkan gejala akan tetapi penyakit tersebut dapat membuat penderita merasa lemas dan sakit kepala, selain itu penyakit tersebut dapat menimbulkan beberapa komplikasi di antaranya penyakit jantung dan stroke bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu diperlukan kesadaran diri untuk mengontrol penyakit hipertensi dengan cara melakukan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA :

Hasnawati. (2021). Hipertensi. Penerbit KBM Indonesia. https://www.google.co.id/books/edition/Hipertensi/_EtKEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi+adalah&printsec=frontcover

Ina, S. H. J., Selly, J. B., & Feoh, F. T. (2020). Analisis Hubungan Faktor Genetik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda (19-49 Tahun) Di Puskesmas Bakunase Kota Kupang Tahun 2020. Chmk Health Journal, 4(3), 217.

Sekar Siwi, A., Irawan, D., & Susanto, A. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Hipertensi. Journal of Bionursing, 2(3), 164--166. https://doi.org/10.20884/1.bion.2020.2.3.70

Sherly, R., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., & Hasanuddin, U. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi. 8(1), 13--14.

Tasalim, R. dkk. (2021). Pencegahan Hipertensi dengan Mengkonsumsi Buah, Sayur dan Bahan Herbal. Guepedia. https://www.google.co.id/books/edition/Pencegahan_Hipertensi_dengan_Mengkonsums/WbleEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pencegahan+hipertensi&pg=PA9&printsec=frontcover

Tumanduk, W. M., Nelwan, J. E., & Asrifuddin, A. (2019). Faktor-faktor risiko hipertensi yang berperan di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi. E-CliniC, 7(2), 119--125. https://doi.org/10.35790/ecl.v7i2.26569

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun