3. Tahap Reproduksi
Pada tahap ini anak sering memperlihatkan model dan mengingat apa yang dilihatnya, tapi ia tidak bisa memproduksi perilaku dari si model. Sebagaimana studi oleh Schunk (1981), dimana materi pembagian diajarkan untuk anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Pemodelan digunakan selama fase reproduksi jika siswa melakukan kesalahan.
4. Tahap Motivational
Menurut Bandura (John W. Santrock, 2004) Â bahwa penguatan tidak selalu dibutuhkan agar pembelajaran observasional terjadi. Tetapi jika anak tidak meniru atau mereproduksi perilaku yang diinginkan, ada 3 jenis penguat yang bisa menolong : memberi imbalan pada model, memberi imbalan pada anak, memerintahkan anak untuk membuat pertanyaan untuk memperkuat diri (Mukrimaa et al., 2016).
Adapun self efficacy merupakan keyakinan pembelajaran bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku. Jadi self efficacy mengacu pada keyakinan seorang terhadap kemampuannya untuk mengatasi dan mencapai tujuan tertentu. Contoh : seorang siswa merasa yakin bahwa ia mampu mengerjakan aljabar dan berusaha belajar dengan rajin. Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa teori kognitif sosial dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari termasuk pendidikan (guru dapat menciptakan lingkungan belajar), karir manajer memberikan umpan balik positif), dan dokter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H