Mohon tunggu...
Rohmat YazidNashiruddin
Rohmat YazidNashiruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mengalir saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Inspiratif

14 Juni 2023   11:25 Diperbarui: 14 Juni 2023   11:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Abdullah Ibnu Mubarak; Haji Meskipun Tidak Sampai Mekah

 Berikut ini kisah Abdullah Ibnu Mubarak yang dapat gelar haji meskipun tidak sampai Kota Mekah. Melaksanakan ibadah haji merupakan keinginan dan cita-cita semua orang yang beriman. Ibadah haji merupakan sebuah ibadah yang Allah wajibkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki hambanya.

Sebagaimana Allah berfirman:

Artinya: "mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (QS. Ali Imran: 97).

Dengan adanya ketentuan kemampuan yang dimiliki oleh hambanya membuat ibadah yang satu ini menjadi sangat sakral sebab tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut seperti tidak mampu secara finansial, fisik dan lain-lain.

Untuk melaksanakan ibadah yang satu ini tidak jarang seseorang menabung selama bertahun-tahun sampai dia dikatakan sebagai seorang yang telah mampu secara finansial untuk mengerjakan ibadah haji.

Namun terdapat sebuah kisah yang sangat menarik tentang seseorang yang rela mengorbankan biaya yang telah ditabung untuk melaksanakan ibadah ini demi menolong orang-orang yang lebih membutuhkannya.

Kisah tersebut diambil dari karya Syekh Ahmad al-Qulyubi yaitu kitab an-Nawadir. Dalam kitab tersebut beliau menceritakan kisah Abdullah Ibnu Mubarak yang tengah melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Ketika sampai di kota Kuffah, beliau melihat pemandangan yang sangat miris dan menyedihkan.

Ketika itu Abdullah bin Mubarak melihat seorang ibu beserta anak-anaknya memakan bangkai bebek. Melihat fenomena itu lantas saja beliau melarang ibu dan anak-anaknya itu untuk makan bangkai tersebut karena itu merupakan makanan yang menjijikkan dan diharamkan oleh Allah.

Kemudian ibu itupun menjawab bahwa hal tersebut terpaksa mereka lakukan untuk mengisi perut mereka sebab selama tiga hari mereka mencari makanan kesana-kemari akan tetapi tidak menjumpai satupun makanan yang bisa mereka makan.

Mendengar jawaban itu Abdullah Ibnu Mubarak langsung tersentak hatinya dan kemudian memberikan semua perbekalan yang beliau miliki seperti tunggangan dan makanan kepada ibu dan anak-anaknya tersebut sehingga beliau tidak mempunyai perbekalan lagi untuk melanjutkan perjalanannya.

Setelah selama beberapa perjalanannya tertunda karena sudah memiliki bekal akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika sampai di kampung halamannya, beliau sangat terkejut saat orang-orang yang pulang dari pelaksanaan ibadah haji mengatakan bahwa beliau membantu teman-temannya menyiapkan bekal, memberi minum, sampai membelikan sejumlah barang untuk bekal pulang.

Setelah mendengar itu Abdullah Ibnu Mubarak kebingungan dan mengatakan bahwa beliau tidak bisa mengerjakan ibadah haji tahun ini. tertidur dan dalam mimpinya ia mendapatkan jawaban atas fenomena tersebut.

Kemudian beliau mendapatkan jawaban atas kebingungannya di dalam mimpinya. Dalam mimpi tersebut beliau mendengar ada yang berkata: "Wahai Abdullah! Allah sesungguhnya telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu agar menggantikanmu untuk melaksanakan ibadah haji".

Salah satu pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah kebijakan dalam memilih suatu hal yang memang harus untuk didahulukan. Sebab dari kisah ini Abdullah Ibnu Mubarak lebih mementingkan dan mendahulukan kebutuhan seorang ibu dan anak-anaknya tersebut, dengan menyedekahkan semua perbekalan yang beliau miliki ketimbang tetap melaksanakan ibadah haji.

Sebab kebutuhan ibu tersebut merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditunda sedangkan melaksanakan ibadah haji masih bisa dilaksanakan pada tahun berikutnya.

Demikianlah kisah Abdullah Ibnu Mubarak yang mendapatkan gelar orang yang telah melaksanakan ibadah haji meskipun beliau belum sampai ke Kota Mekah sebagai bentuk keberkahan dari kebijakan dan kedermawanannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun