Setelah selama beberapa perjalanannya tertunda karena sudah memiliki bekal akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika sampai di kampung halamannya, beliau sangat terkejut saat orang-orang yang pulang dari pelaksanaan ibadah haji mengatakan bahwa beliau membantu teman-temannya menyiapkan bekal, memberi minum, sampai membelikan sejumlah barang untuk bekal pulang.
Setelah mendengar itu Abdullah Ibnu Mubarak kebingungan dan mengatakan bahwa beliau tidak bisa mengerjakan ibadah haji tahun ini. tertidur dan dalam mimpinya ia mendapatkan jawaban atas fenomena tersebut.
Kemudian beliau mendapatkan jawaban atas kebingungannya di dalam mimpinya. Dalam mimpi tersebut beliau mendengar ada yang berkata:Â "Wahai Abdullah! Allah sesungguhnya telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu agar menggantikanmu untuk melaksanakan ibadah haji".
Salah satu pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah kebijakan dalam memilih suatu hal yang memang harus untuk didahulukan. Sebab dari kisah ini Abdullah Ibnu Mubarak lebih mementingkan dan mendahulukan kebutuhan seorang ibu dan anak-anaknya tersebut, dengan menyedekahkan semua perbekalan yang beliau miliki ketimbang tetap melaksanakan ibadah haji.
Sebab kebutuhan ibu tersebut merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditunda sedangkan melaksanakan ibadah haji masih bisa dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Demikianlah kisah Abdullah Ibnu Mubarak yang mendapatkan gelar orang yang telah melaksanakan ibadah haji meskipun beliau belum sampai ke Kota Mekah sebagai bentuk keberkahan dari kebijakan dan kedermawanannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H