Risiko fisik terkait dengan dampak langsung dari perubahan iklim terhadap aset dan infrastruktur ekonomi, seperti banjir, kekeringan, badai, dan kenaikan permukaan air laut. Risiko fisik ini dapat mempengaruhi bisnis dan sektor keuangan secara signifikan, terutama jika mereka memiliki eksposur yang signifikan terhadap aset atau lokasi yang rentan terhadap perubahan iklim.
Perubahan makroprudensial yang bertujuan untuk mengurangi risiko fisik dapat mencakup pengaturan minimum modal untuk bank-bank yang memiliki eksposur terhadap risiko iklim atau penilaian risiko kredit yang lebih ketat untuk sektor-sektor yang berisiko tinggi. Perubahan ini dapat membantu mengurangi risiko bagi sektor keuangan dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan mereka.
2. Risiko Transisi
 Risiko transisi terkait dengan dampak perubahan kebijakan keuangan atau regulasi terhadap nilai aset dan penghasilan, serta kinerja bisnis, terutama dalam jangka pendek. Risiko transisi ini dapat timbul akibat perubahan kebijakan pemerintah terkait pengurangan emisi karbon atau perubahan kebijakan energi yang signifikan.
Perubahan makroprudensial yang bertujuan untuk mengurangi risiko transisi dapat mencakup pembatasan investasi pada sektor-sektor tertentu yang memiliki eksposur terhadap risiko transisi atau memberikan insentif keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang memenuhi standar lingkungan yang lebih ketat. Perubahan ini dapat membantu mengurangi risiko bagi sektor keuangan dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi dan praktik berkelanjutan.
Secara keseluruhan, perubahan makroprudensial yang tepat dapat membantu mengurangi risiko fisik dan risiko transisi dalam jangka panjang. Dalam hal ini, peran penting Bank Sentral sebagai regulator dan pengawas sektor keuangan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi risiko bagi sistem keuangan.
Peran Bank Sentral dan Perbankan Mendorong Transisi Menuju Net Zero Emission.
Bank sentral dan perbankan dapat menjadi pendorong transisi menuju net zero emission dengan melakukan hal-hal berikut ini:
1. Mendorong penggunaan sumber daya terbarukan dengan memberikan dukungan keuangan kepada proyek-proyek energi terbarukan. Perbankan dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah atau memberikan insentif lain kepada pelanggan yang menggunakan energi terbarukan.
2. Menyediakan instrumen keuangan yang berkelanjutan dengan memberikan dukungan pada produk-produk yang ramah lingkungan. Misalnya, obligasi hijau atau produk perbankan yang memberikan insentif bagi nasabah yang meminimalkan jejak karbon.