Mohon tunggu...
Risky Rohma
Risky Rohma Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Mahasiswi

Masiswa Ilmu Hukum Universitas Terbuka UPBJJ Luar Negri. Bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Love in Lawu, Cerita Pendakian Gunung Lawu

9 Juli 2023   21:13 Diperbarui: 25 Juli 2023   19:29 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah melewati 2 tikungan kita sampai di pos 5. Untuk menuju pos lima tidak dibutuhkan waktu yang panjang, diantara pos 4 serta pos 5 terdapat sumber yang terkenal keramat bernama "Sendang Drajat". Sendang Drajat adalah salah satu sumber air mata diGunung Lawu.

Setelah tiba di area Sendang Drajat kamipun mencari tempat yang landas untuk mendirikan tenda. Aku memijat kaki Vita di atas kayu yang sengaja di letakkan di pos 5 untuk beristirahat. Sementara Iqbal dan Raka bekerja sama mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri dengan kokok aq mengandeng Vita untuk masuk tenda.

Setelah memakai sleeping bag Vita pun tertidur dengan pulas. Waktu menunjukkan pukul 02.15 pagi dan cuacapun semakin dingin, benar saja ketika aku melihat termometer arlojiku suhu mencapai 4C. Luar biasa dingin apalagi kami hanya duduk di tenda tanpa aktifitas maka  udara dinginpun makin terasa.

Secara tiba - tiba Raka keluar dari tenda menyalakan kompor gas portabel merebus air dan menyeduh kopi. Aku dan Iqbal pun mengikuti keluar dari tenda. Suasana malam di  gunung lawu sangatlah indah.  Bintang bertebaran di langit. Rembulan bersinar dengan terang. Pepohonan bergoyang di tiup angin. Dan rumput pun terbasahi oleh embun.

Setelah meminum kopi Raka mengajakku untuk melanjutkan submit dan mengejar sunrise. Sementara Iqbal memilih menemani Vita di dalam tenda. Tepat pukul 03.00 WIB aku dan Raka melanjutkan submit.

Puncak Hargo Dumilah
Puncak Hargo Dumilah

Jalur selanjutnya menuju puncak Hargo Dumilah sudah mulai datar dan sedikit menurun. Lokasinya pun tidak terlalu  jauh. Di perjalanan ke puncak kita menemukan Warung fenomenal di Gunung Lawu, yaitu "Warung Mbok Yem", warung tertinggi di Indonesia yang terkenal di Gunung Lawu.

Warung Mbok Yem telah populer di kalangan  pendaki. Warung ini membuat keringanan bagi  para pendaki sebab tidak perlu membawa logistik yang terlalu banyak. Warung Mbok Yem juga telah menyediakan kawasan bermalam bagi para pendaki yang tidak membawa tenda, dengan daerah yg tidak mengecewakan lumayan luas cukup untuk sekitar30'an orang.

Jika cuaca mendukung ,lautan awan Gunung Lawu  sangat menawan ketika matahari terbit. Kita bisa menikmati lautan awan yang menawan tidak perlu ke Hargo  Dumilah, karena Hargo Dalem tidak kalah  menakjubkan. Menikmati matahari terbit sambil merasakan kopi hangat atau teh hangat pada pagi hari tentu  sangat nikmat. Habis?, silahkan pesan ke Warung  Mbok Yem di belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun