Sejarawan Romawi seperti Tacitus dan sejarawan Yahudi seperti Flavius Josephus mencatat bahwa Yesus disalib pada masa pemerintahan Pontius Pilatus (sekitar tahun 30-33 M). Catatan ini dianggap sebagai bukti non-Kristen yang mendukung narasi penyaliban.
Namun, beberapa sejarawan modern mempertanyakan validitas narasi tersebut. Sebagian besar bukti penyaliban hanya bersumber dari literatur agama (Injil) dan beberapa catatan sejarawan sekuler. Tidak ada bukti arkeologis yang secara langsung mengonfirmasi identitas orang yang disalib tersebut.
Analisis Polemik: Pandangan Al-Qur'an vs Sejarah :
1. Perbedaan Fundamental
Penyaliban : Â Islam : Tidak disalib, tapi diserupakan
              Kristen : Disalib di bawah Pontiuspilatus
              Sejarawan : Disalib menurut catatan romawi
Kebangkitan : Islam : Tidak ada kebangkitan
               Kristen : Bangkit setelah 3 hari
               Sejarawan : Tidak mengakui kebangkitan
Pengangkatan : Islam : Diangkat ke langit oleh Allah SWT
                 Kristen : Tidak ada pengangkatan
                 Sejarawan : Tidak membahas pengangkatan
Perbedaan ini bersumber dari keyakinan masing-masing agama dan pendekatan historiografi. Pandangan Islam didasarkan pada Al-Qur'an, sementara Kristen mengandalkan Injil. Sebaliknya, sejarawan sekuler cenderung mengandalkan catatan Romawi dan bukti-bukti arkeologis.
2. Peran Israiliyat dalam Tafsir
Israiliyat adalah kisah-kisah yang bersumber dari tradisi Yahudi dan Kristen yang masuk ke dalam tafsir Islam. Beberapa tafsir yang menyebut Yudas Iskariot sebagai sosok yang diserupakan dengan Isa AS, diduga terpengaruh oleh narasi Israiliyat. Namun, banyak ulama modern menolak kisah ini karena Al-Qur'an tidak menyebutkan nama sosok tersebut secara eksplisit.
Kesimpulan
Polemik penyaliban Nabi Isa AS memperlihatkan perbedaan besar dalam pandangan Islam, Kristen, dan Yahudi. Menurut Islam, Isa AS tidak disalib, melainkan diangkat ke langit. Sebaliknya, Kristen meyakini bahwa Yesus disalib dan bangkit setelah tiga hari, sementara Yahudi menganggap Yesus sebagai pengganggu yang dihukum mati.
Sejarawan sekuler mengakui adanya peristiwa penyaliban, tetapi mereka menolak konsep kebangkitan. Mereka hanya mengandalkan sumber-sumber dari catatan Romawi dan Yahudi tanpa mempertimbangkan sisi teologis.
Referensi
1. Al-Qur'an dan Tafsir (Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, dan Al-Misbah).
2. Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.