Mohon tunggu...
M.TAIFUR ROHMAN
M.TAIFUR ROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Salatiga

Hobi Menulis dan Memotret

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Polemik Seputar Penyaliban Nabi Isa AS : Pandangan Al-Qur'an dan Perspektif Sejarah

18 Desember 2024   14:38 Diperbarui: 18 Desember 2024   14:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Konsep Penyerupaan (Syubbiha Lahum)

Kalimat "syubbiha lahum" (diserupakan bagi mereka) menjadi inti dari diskusi ini. Tafsir klasik, seperti Tafsir Ibnu Katsir, menyebutkan bahwa sosok yang diserupakan dengan Nabi Isa AS adalah Yudas Iskariot, murid yang mengkhianatinya. Tafsir lainnya menyebutkan bahwa orang yang diserupakan bisa saja seorang pengkhianat dari kalangan Yahudi.

Namun, Al-Qur'an tidak menyebutkan secara spesifik siapa sosok yang diserupakan tersebut. Oleh karena itu, banyak ulama menyarankan untuk berhenti pada makna zahir ayat dan tidak berspekulasi lebih jauh.

3. Konsep Pengangkatan Nabi Isa ke Langit

Selain penolakan terhadap penyaliban, Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa Allah "mengangkat Isa kepada-Nya". Konsep ini dipahami sebagai pengangkatan fisik dan spiritual Nabi Isa AS ke langit. Ini sejalan dengan pandangan eskatologis Islam yang meyakini bahwa Nabi Isa AS akan kembali ke dunia menjelang Hari Kiamat untuk meluruskan penyimpangan teologis dan membunuh Dajjal.

Pandangan Sejarah tentang Penyaliban Nabi Isa AS :

1. Pandangan Kristen

Dalam tradisi Kristen, peristiwa penyaliban Yesus adalah inti dari ajaran teologi mereka. Narasi ini dijelaskan secara rinci dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Menurut Injil, Yesus disalib atas perintah Gubernur Romawi Pontius Pilatus setelah desakan dari para pemuka Yahudi.

Bagi Kristen, penyaliban Yesus bukan sekadar peristiwa historis, tetapi juga merupakan simbol pengorbanan demi keselamatan umat manusia. Setelah tiga hari, Yesus diyakini bangkit dari kematian, yang dikenal sebagai "kebangkitan Yesus".

2. Pandangan Yahudi

Dalam tradisi Yahudi, Isa (Yesus) dianggap sebagai nabi palsu. Para pemuka agama Yahudi pada masa itu menganggap ajaran Isa bertentangan dengan hukum Taurat. Oleh karena itu, mereka melaporkannya kepada otoritas Romawi dan meminta agar ia dihukum mati melalui penyaliban.

Namun, Yahudi tidak menganggap peristiwa tersebut sebagai sesuatu yang sakral. Dalam catatan sejarah Yahudi, Yesus hanya dianggap sebagai tokoh yang mengganggu stabilitas politik dan keagamaan Yahudi pada saat itu.

3. Perspektif Sejarawan dan Bukti Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun