"Jadi, beli panik terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang kehilangan kontrol diri dalam mengendalikan situasi hatinya. Dampak adanya perasaan kehilangan kendali diri itulah yang mengakibatkan banyak orang panik sehingga membeli barang melebihi kebutuhannya, seperti sembako, penyanitasi tangan (hand sanitizer), dan masker" ujar Dicky Palupessy, Ketua Pusat Krisis Universitas Indonesia dan Wakil Sekjen Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI), Jakarta, Minggu (22-3-2020).Â
Jika beli panik dilakukan orang (masyarakat) secara bersama-sama, kenaikan harga menjadi tidak terbendung, stok barang menjadi sedikit di pasar atau toko. Hal itu tentu berisiko tinggi, misalnya orang yang terpapar korona atau paramedis yang benar-benar membutuhkan masker, tidak kebagian masker.
3. Physical Distancing = Pembatasan Fisik
Dilansir dari kompas.com, sejak Jumat (20/3/2020) Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) secara resmi menganjurkan mengganti penggunaan frasa social distancing (pembatasan sosial) menjadi physical distancing (pembaatasan fisik).Â
Alasan penggunaan frasa ini adalah untuk mengklarifikasi bahwa ada perintah untuk berdiam diri di rumah demi mencegah virus corona. Namun bukan berarti kita memutus kontak dengan teman atau keluarga secara sosial.Â
Harapan dari penggunaan frasa pembatasan fisik (physical distancing), agar memperjelas imbauan dari WHO yakni menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar bukan berarti membatasi hubungan sosial.
4. Work From Home : Kerja dari Rumah
Dilansir dari mediaindonesia.com, banyak kantor publik, perusahaan swasta maupun pemerintah menyarankan karyawannya bekerja dari rumah (Work From Home). Sehingga istilah tersebut menjadi ramai dibicarakan baik melalui pemberitaan di media termasuk pembicaraan warganet di media sosial.
5. Hand Sanitizer : Penyanitasi Tangan
Sejak ramainya pandemi corona, banyak orang yang kesulitan untuk mencari masker dan penyanitasi tangan (hand sanitizer). Penyanitasi tangan masih diperjual belikan namun dengan harga yang meningkat dibanding harga normalnya.
Lima istilah asing di atas yang ramai menjadi perbincangan publik di masa pandemi corona ini sudah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Bagaimana warganet, sudah tahu padanan katanya bukan?