Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Timnas Israel U-20 yang Membuka Mata Kita

12 Juni 2023   08:49 Diperbarui: 12 Juni 2023   09:18 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski langkah sensasionalnya terhenti di semifinal dengan kekalahan tipis melawan Uruguai (1-0), namun tim sepakbola Israel U-20 masih mampu mengundang decak kagum para pehobi bola. 

Pasalnya, pada perebutan juara ketiga  Piala Dunia U-20 2023 melawan Korea Selatan di Estadio Unico Diego Armando Maradona, La Plata, Argentina, Israel U-20 berhasil menggulung Korea Selatan dengan skor telak, 3-1.Keberhasilan Israel U-20 ini tentunya sangat mencuri perhatian dunia. 

Pasalnya ini merupakan keikutsertaan pertama kalinya tim Israel pada ajang piala U-20 yang telah digelar selama ini. Bahkan langkah keikutsertaan Israel ini juga tidak tidaklah mulus begitu saja.

Indonesia yang semula telah ditetapkan FIFA untuk menjadi tuan rumah pergelaran ini, sempat dikabarkan menolak kepesertaan Israel karena alasan politis dan nasionalisme. 

Hal ini terungkap dengan munculnya penolakan terhadap kepesertaan tim Israel dari sejumlah Gubernur di Indonesia, terutama dari Partai PDIP. Salah satunya adalah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang konon menyebabkan akhirnya FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan tersebut dan dipindahkan ke Argentina ini.

Sempat bermain tidak bagus di awal laga pembuka Grup C dengan kekalahan tipis saat melawan Kolombia (1-2), akhirnya tim Israel U-20 mampu bangkit hingga lolos babak penyisihan grup dan bahkah mampu mengalahkan raksasa sepakbola, tim Brasil U-20 (3-2) di babak perempat final.

Peta pencapaian Piala Dunia U-20 ini tentunya akan sangat jauh berbeda jika saja penolakan sejumlah Gubernur di Indonesia tidak ditolak oleh FIFA. Tentunya khalayak pecinta sepakbola tidak akan melihat sensasi istimewa yang ditampilkan Israel, jika saja pergelaran Piala Dunia U-20 tetap di selenggarakan di Indonesia.

Kegemilangan aksi tim debutan Israel U-20 di piala dunia U-20 kali ini tentunya menimbulkan luka tersendiri bagi masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia. 

Ternyata tim Israel U-20 memang layak untuk bertanding di pergelaran tersebut tanpa ada embel-embel politis yang mereka tunjukkan selama pergelaran tersebut dilaksanakan. 

Tidak ada simbol-simbol politis, pernyataan-pernyataan politis dan hal-hal terkait politis lainnya. Mereka bermain dengan profesional, serius dan fokus pada unjuk talenta sepakbola yang mereka miliki.

Jujur setiap kali tim Israel U-20 bermain apik, selalu saja menggelitik perasaan yang ada di hati saya. Selalu saja saya berandai-andai karenanya. Andai pertandingan piala sepakbola U-20 ini mulus terlaksana di Indonesia, betapa seru dan asiknya kita meramaikannya. 

Andai tidak ada Gubernur yang melakukan penolakan terhadap tim Israel U-20, tentunya kita bisa mengharapkan kejutan sensasional yang sama dari Timnas Indonesia U-20 yang mendapatkan kesempatan yang sama.

Memang banyak yang mencibir, tak perlu kecewa, toh apa gunanya ikut masuk laga piala dunia U-20 hanya karena hadiah sebagai tuan rumah semata? 

Menurutku kesempatan berlaga di piala dunia U-20 meskipun bukan karena lolos babak penyisihan regional Asia, tetaplah sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi timnas U-20 kita. Bahkan jauh lebih berharga dibandingkan dengan kesempatan laga Timnas Indonesia melawan timnas Argentina yang akan segera kita saksikan beberapa hari ke dapan.

Ah sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Entah kenapa ya. Yang jelas saya merasa terintimidasi dengan keberhasilan pencapaian Tim Israel U-20 pada Piala Dunia U-20 di Argentina kali ini. 

Saya merasa pencapaian tim Israel U-20 tersebut seolah-olah membuka mata kita bahwa olahraga adalah olahraga. Boleh bawa-bawa nasionalisme di dalamnya tetapi jangan bawa-bawa tujuan politis bersamanya. 

Final piala dunia U-20 yang jauh digelar di Argentina tersebut terasa mengganjal. Seharusnya di sinilah semestinya pertandingan tersebut dilaksanakan. 

Apakah kemenangan tim Israel U-20 pada perebutan juara ketiga ini akan mengorek luka masyarakat pecinta olahraga dan membuat elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 goyang? 

Tenang, Pilpres 2024 masih cukup lama. Masih banyak waktu untuk berlari dari kenyataan buruk sehingga tak ada lagi ingatan buruk saat Pilpres digelar 14 Pebruari 2024 mendatang. Salam olahraga, salam damai. Tabik.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun