"Pilihan buat kita cuma dua. Diam dan melihat orang lain menentukan masa depan, atau turun dan terlibat menentukan masa depan seperti yang kita inginkan."
Giring mengakui bahwa keterlibatannya di dunia politik sekarang adalah fase pergulatan hidupnya yang cukup berat. Dimana ketika kaum milenial banyak yang enggan melibatkan diri ke dunia politik, dirinya justru terjun secara total ke dalamnya dan berniat menjadikannya sebagai media mengabdikan diri kepada masyarakat.
Tentu saja tekad dan keberanian Giring tersebut terasa klop dengan posisioning PSI. Kehadiran PSI pada panggung politik Indonesia memang dianggap sebagai representasi dari kebangkitan kaum milenial untuk ikut andil dalam percaturan politik di Indonesia.Â
Kiprah PSI dalam pemilu 2019 yang secara konsisten mendukung pencalonan caleg-caleg milenial secara berkomitmen, menunjukkan keseriusan partai ini dalam merangkul anak muda.
Komitmen tersebut juga terus ditunjukkan melalui budaya dan karakter, gerak dan aksi partai yang mencerminkan gaya anak muda milenial. Keberanian mengkritik tokoh-tokoh mapan, partai-partai besar dan warisan budaya-budaya lama juga menjadi ciri menonjol mereka. Iklan-iklan kampanye politik PSI juga menampilkan konsep beriklan yang segar, berbeda dan sangat milenial.
Karena keberanian-keberanian yang ditampilkan itulah maka PSI acap dituduh sekadar mencari perhatian (caper) dan melakukan panjat sosial (pansos) untuk mendapatkan popularitas yang mereka butuhkan dalam percaturan politik.
Tentu saja jalan yang ditempuh PSI untuk semakin eksis tidaklah gampang. Apalagi partai-partai lainnya kemudian juga turut menyadari bahwa milenial adalah kekuatan di masa depan.Â
Sudah banyak survei yang mengungkapkan temuan bahwa dukungan kaum milenial pada pemilu 2024 mendatang adalah salah satu kunci kemenangan yang diharapkan.Â
Bagaimana tidak, jika berdasarkan data demografi dan statistik telah terlihat bahwa kaum milenial adalah menjadi mayoritas golongan penduduk yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2024 mendatang.
Mungkin bagi PSI pencapresan Giring untuk Presiden 2024 mendatang hanyalah gimik komunikasi politik yang diharapkan bisa menjadi pemecah kebekuan (ice breaking) bagi pemikiran masyarakat sekarang.
Ketika perbincangan masyarakat mengenai capres 2024 hanya berkutat pada Prabowo, Anies, Ganjar, Erick, AHY, Gatot, Ridwan, Risma, Ahok dan tokoh-tokoh yang sudah eksis di bidang politik lainnya, tiba-tiba PSI menawarkan tokoh yang tak dinyana bakal berani mencalonkan diri.