Ironi Bahasa Sendiri
Sayangnya sepertinya hal itu belum sepenuhnya bisa kita dijalani. Yang muncul justru ironi. Lihat saja fenomena aktual yang kini tengah kita hadapi. Ketika kemarin 17 Agustus 2020 kita memperingati hari ulang tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia, kita bisa menemukan penulisan bahasa Indonesia yang salah atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terkait dengan peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, banyak bertebaran spanduk, poster, baliho dan video-video ucapan selamat tentang perayaan hari bahagia tersebut.
Namun justru pada material-material ucapan selamat itulah kita bisa dengan mudah menemukan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai kaidah yang ada. Contonhnya adalah penggunaan dirgahayu dan penempatan penulisan ke-75.
Kata dirgahayu yang dalam bahasa Indonesia  merupakan kata sifat, kerap dituliskan secara salah sehingga artinya menjadi rancu.
Misalnya: Dirgahayu HUT RI. Kalimat ini rancu karena artinya menjadi "panjang umurnya HUT RI". Jadi di sini yang panjang umurnya adalah HUT RI bukan RI-nya. Seharusnya yang benar adalah " Dirgahayu RI" saja.
Ada juga contoh kesalahan tulis lainnya seperti: Selamat hari ulang tahun RI ke-75. Penempatan penulisan ke-75 ini bisa dikatakan salah atau rancu. Pasalnya yang ulang tahun adalah RI ke-75. Berarti ada RI ke-1, ke-2 dan seterusnya. Padahal yang namanya Republik Indonesia (RI) ya harusnya satu RI saja. Tak ada RI-RI lainnya. Karena itu penulisan yang benar seharusnya adalah: "Selamat hari ulang tahun ke-75 RI".
Sebenarnya permasalahan kesalahan penempatan penulisan kata "dirgahayu" dan bilangan ulang tahun ini merupakan permasalahan lama dan boleh dikatakan basi. Sudah cukup banyak artikel, tulisan, pedoman dan tulisan-tulisan yang membahas kesalahan tersebut.Â
Saking seringnya terjadi dan dijadikan bahasan sampai timbul meme ejekan "Negara lain sudah membahas bagaimana manusia bisa tinggal di mars, namun kita masih sibuk dengan pembahasan penulisan kata "dirgahayu" yang benar?"
"Negara lain sudah membahas bagaimana manusia bisa tinggal di mars, namun kita masih sibuk dengan pembahasan penulisan kata "dirgahayu" yang benar?"
Apakah tidak ironis, kita sudah 75 tahun merdeka namun masih salah melulu dalam menuliskan kata "dirgahayu".
Mau membuktikan banyaknya kesalahan penulisan tersebut? Coba saja sisir spanduk, baliho, poster dan iklan-iklan ucapan selamat (congratulation ad) yang ada. Dengan gampang kita bisa menemukan banyak kesalahan tersebut di mana-mana.Â