Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Godaan Pria Era New Normal: Harta, Tahta, dan Sepeda

13 Juli 2020   20:15 Diperbarui: 15 Juli 2020   15:01 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sebuah sepeda Brompton - Sumber Foto: twitter.com @mere_twat

"Bantu temen, dijual cepat karena lagi BU. Brompton Rp 5 jutaan saja. Harga bisa nego tipis. Kondisi mulus tidak pernah dipakai. Siapa tahu ada yang minat. Silakan japri!"

Begitu bunyi postingan seorang kawan di salah satu grup WhatsApp sambil melampirkan foto sepeda Brompton. Sontak grup WhatsApp pun segera ramai. Tak mengindahkan tulisan agar yang minat japri saja, banyak tawaran dilontarkan.

Malah jadinya seperti lelang. Rp 5 juta yang dilemparkan, tawaran yang diajukan kawan-kawan jauh melejit di atasnya. Angka penawaran terus meroket hingga Rp 30 jutaan. Alasannya seperti foto yang disajikan, Brompton yang ditawarkan tersebut masih terlihat sangat mulus dan seperti baru.

Sampai akhirnya tawaran berhenti ketika "si penjual" yang katanya membantu teman menjual Brompton tersebut memberikan informasi pelengkap tambahan.

"Konco-konco seperti yang dulu disebutkan pada postingan awal, yang berminat langsung DM saja ya. Oh ya biar tak salah faham mengenai kondisi sepeda, ini ya foto lebih zoom out-nya Brompton yang ditawarkan tersebut," tulisnya dengan menyertakan gambar zoom out Brompton yang ditawarkan tersebut seperti gambar di bawah ini.

Ternyata yang ditawarkan adalah miniatur sepeda Brompton - Sumber Foto: mooiefietsennicebikes.tumblr.com
Ternyata yang ditawarkan adalah miniatur sepeda Brompton - Sumber Foto: mooiefietsennicebikes.tumblr.com
Sontak beragam respons anggota grup WhatsApp langsung muncul bertubi-tubi. Ada yang terkekeh konyol karena baru sadar kalau dikerjai, ada yang sebel karena merasa kena prank. Banyak juga yang mengumpat-umpat berlagak berang karena kena jebakan tipuan lucu-lucuan.

Ternyata tawaran itu hanyalah guyonan recehan untuk membuktikan bahwa sepeda lipat (seli) merek Brompton sekarang ini mempunyai daya goda dan daya pikat yang luar biasa bagi masyarakat khususnya para pria di era new normal sekarang.

Sampai muncul quote baru tentang gofaan bagi kaum lelaki yang terasa sangat lucu.

Bagaimana tidak, jika dulu disebutkan bahwa godaan besar bagi kaum pria adalah harta, tahta, dan wanita. Namun ungkapan tersebut berubah bahwa godaan pria di era new normal sekarang adalah harta, tahta, dan sepeda.

Mau tak mau harus diakui bahwa Brompton lah salah satu pelopor munculnya sepeda sebagai godaan baru bagi pria. Awalnya yang ada di dalam benak masyarakat umum, harga sepeda itu dianggap biasa dan normal saja. Meskipun ada yang dianggap mahal, tapi tidak disangka bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta.


Hanyalah para penghobi sepeda yang benar-benar cinta atau maniak terhadap sepeda yang kira-kira mengerti akan adanya beberapa merek sepeda dengan harga di atas rata-rata bahkan bisa dibilang luar biasa.

Umumnya para penghobi sepeda yang didominasi para pria, para suami, dan eksekutif muda tersebut membeli sepeda premium secara diam-diam tanpa sepengetahuan istri atau keluarganya. Karena para istri tidak mengetahui harga sesungguhnya dari sepeda tersebut, maka akhirnya mereka adem-adem saja.

Bencana bagi mereka tiba-tiba datang menimpa tanpa diduga-duga. Sebabnya sederhana, ada dua paket sepeda Brompton yang masing-masing seharga Rp 60 jutaan ikut diselundupkan oleh pejabat maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersama pesawat baru yang baru tiba dari Perancis.

Sialnya kasus tersebut menjadi liputan utama kalangan media dan berlangsung panjang hingga menyeret kepada pemecatan direktur utama Garuda.

Sebenarnya ada sepeda motor Harley Davidson yang harganya jauh lebih menakjubkan dibandingkan harga sepeda Brompton. Namun harga tinggi Harley sudah menjadi pengetahuan umum yang diketahui oleh semua kalangan. Masyarakat selalu menyukai info yang baru dan segar. Maka sepeda Brompton lah yang menjadi tenar karena kasus tersebut.

Plesetan SNI menjadi Sudah Nanya Istri dan ISO (Istri Sudah Ok) pada sepeda - Sumber Foto: tokopedia.com/stikeronlen 
Plesetan SNI menjadi Sudah Nanya Istri dan ISO (Istri Sudah Ok) pada sepeda - Sumber Foto: tokopedia.com/stikeronlen 
Sepeda yang sebelumnya dianggap barang biasa-biasa aja, tiba-tiba menjadi barang mewah baru yang dibicarakan di mana-mana. Dan merek sepeda Brompton menjadi bintangnya.

Tiba-tiba banyak suami menjadi kalang kabut karena istrinya tahu berapa besar uang yang dibelanjakannya untuk membeli sepeda selinya. Tentu saja akibatnya harus menerima omelan sang istri karena dianggap melakukan pemborosan.

Dampak lainnya banyak pemilik sepeda Brompton yang menjadi tidak tenang lagi ketika membawa sepedanya ke mana-mana. Banyak pelaku kriminal yang tiba-tiba mengincar sepedanya. Sungguh sepeda yang berharga mahal merupakan obyek sasaran yang menggiurkan.

Mencuri sebuah sepeda jauh lebih mudah dibandingkan mencuri sebuah mobil. Meskipun harga sepeda tersebut tentu saja tak bisa dibandingkan dengan harga mobil yang sekelasnya.

Brompton tak lagi menjadi sekadar merek sebuah sepeda semata. Ia menjadi sebuah simbol gengsi, status sosial, dan citra pencapaian yang membanggakan bagi beberapa kalangan tertentu.

Beberapa orang menjadikannya sebagai salah satu target pencapaian yang harus bisa diraih dan diwujudkan. Ada juga yang menjadikannya sebagai media bergaya atau menunjukkan keunggulan harta yang dipunya. Simbol keglamoran dan kemewahan yang "wow" di saat sekarang.

Karya desain grafis yang dijadikan kaos terkait tren bersepeda - Sumber Foto: facebook.com/sarepgepeng
Karya desain grafis yang dijadikan kaos terkait tren bersepeda - Sumber Foto: facebook.com/sarepgepeng

Sampai-sampai slogan dari kampanye "bike to work" yang bertujuan untuk membudayakan pemakaian sepeda sebagai moda transportasi pilihan dalam bekerja diplesetkan menjadi "work to bike".

Semangat mengendarai sepeda untuk transportasi ke tempat kerja, diganti menjadi semangat untuk bekerja keras agar bisa membeli sepeda semisal Brompton atau merek-merek sepeda mewah lainnya.

Lebih menakjubkan lagi, konon supremasi popularitas sepeda tersebut mampu menggeser keberadaan wanita sebagai salah satu unsur penggoda kaum lelaki di era new normal sekarang.

Tak heran jika akhirnya kepemilikan sepeda mewah, seperti halnya Brompton yang sedang menjadi bintang sekarang ini, acapkali membuat pemiliknya menjadi bangga bahkan terjerumus menjadi jemawa. Seperti halnya kasus arogansi komunitas pesepeda Brompton yang masuk cafe di Semarang.

Bagaimana pongahnya pemilik sepeda Brompton tersebut ketika ditegur oleh staf cafe karena secara etis terasa naif dan mengganggu pengunjung cafe lainnya, kira-kira jawabannya seperti ini, "Ini Brompton lho. Di pesawat Garuda aja boleh masuk. Harganya mahal, kalau hilang mas mau bertanggung jawab?"


Tentu saja kasus tersebut menjadi tambahan catatan negatif yang melibatkan Brompton setelah sebelumnya telah memanas bersama kasus penyelundupan oleh petinggi maskapai Garuda.

Akih-alih kasus tersebut meruntuhkan citra positif Brompton dan membuat pasar antipati, yang terjadi justru membuat pamor Brompton semakin superlatif. Brompton semakin nampak mentereng dan glamor. Mereknya yang sebenarnya kurang akrab dengan lidah Indonesia tetap saja semakin dikenal sebagai sepeda yang wah dan diimpikan banyak orang.

Dalam kasus penyelundupan dengan Garuda dan arogansi membawa sepeda ke dalam cafe seperti yang disebutkan di atas, yang dianggap buruk adalah para pelakunya. Bukan sepeda Brompton-nya. Brompton justru semakin dikenali dan diminati oleh masyarakat penghobi sepeda maupun masyarakat umum.

Kasus-kasus kontroversial yang terjadi justru semakin memperkuat reputasi keunggulan merek Brompton dan mengukuhkan status yang diberikan sebagai penggoda iman kaum lelaki di era new normal. Apakah Anda salah satunya? Tabik.

Sebuah foto kerangka sepeda Brompton di gerobak tukang loak yang viral - Sumber Foto: instagram.com @Andi_Dewanto
Sebuah foto kerangka sepeda Brompton di gerobak tukang loak yang viral - Sumber Foto: instagram.com @Andi_Dewanto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun