Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Godaan Pria Era New Normal: Harta, Tahta, dan Sepeda

13 Juli 2020   20:15 Diperbarui: 15 Juli 2020   15:01 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sebuah sepeda Brompton - Sumber Foto: twitter.com @mere_twat

Semangat mengendarai sepeda untuk transportasi ke tempat kerja, diganti menjadi semangat untuk bekerja keras agar bisa membeli sepeda semisal Brompton atau merek-merek sepeda mewah lainnya.

Lebih menakjubkan lagi, konon supremasi popularitas sepeda tersebut mampu menggeser keberadaan wanita sebagai salah satu unsur penggoda kaum lelaki di era new normal sekarang.

Tak heran jika akhirnya kepemilikan sepeda mewah, seperti halnya Brompton yang sedang menjadi bintang sekarang ini, acapkali membuat pemiliknya menjadi bangga bahkan terjerumus menjadi jemawa. Seperti halnya kasus arogansi komunitas pesepeda Brompton yang masuk cafe di Semarang.

Bagaimana pongahnya pemilik sepeda Brompton tersebut ketika ditegur oleh staf cafe karena secara etis terasa naif dan mengganggu pengunjung cafe lainnya, kira-kira jawabannya seperti ini, "Ini Brompton lho. Di pesawat Garuda aja boleh masuk. Harganya mahal, kalau hilang mas mau bertanggung jawab?"


Tentu saja kasus tersebut menjadi tambahan catatan negatif yang melibatkan Brompton setelah sebelumnya telah memanas bersama kasus penyelundupan oleh petinggi maskapai Garuda.

Akih-alih kasus tersebut meruntuhkan citra positif Brompton dan membuat pasar antipati, yang terjadi justru membuat pamor Brompton semakin superlatif. Brompton semakin nampak mentereng dan glamor. Mereknya yang sebenarnya kurang akrab dengan lidah Indonesia tetap saja semakin dikenal sebagai sepeda yang wah dan diimpikan banyak orang.

Dalam kasus penyelundupan dengan Garuda dan arogansi membawa sepeda ke dalam cafe seperti yang disebutkan di atas, yang dianggap buruk adalah para pelakunya. Bukan sepeda Brompton-nya. Brompton justru semakin dikenali dan diminati oleh masyarakat penghobi sepeda maupun masyarakat umum.

Kasus-kasus kontroversial yang terjadi justru semakin memperkuat reputasi keunggulan merek Brompton dan mengukuhkan status yang diberikan sebagai penggoda iman kaum lelaki di era new normal. Apakah Anda salah satunya? Tabik.

Sebuah foto kerangka sepeda Brompton di gerobak tukang loak yang viral - Sumber Foto: instagram.com @Andi_Dewanto
Sebuah foto kerangka sepeda Brompton di gerobak tukang loak yang viral - Sumber Foto: instagram.com @Andi_Dewanto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun