#PositifkanIstri #KembalikanPopulasi
Lalu kenapa ledakan kelahiran ini harus diantisipasi? Ternyata ada kalangan yang menganggap ledakan kehamilan justru diperlukan sebagai serangan balik atas banyaknya korban yang meninggal akibat terinfeksi virus corona. Mengetengahkan slogan "mati satu tumbuh seribu" golongan ini justru melakukan kampanye yang berkebalikan dengan BKKBN.
Melalui hestek #PositifkanIstri #kembalikan populasi mereka justru menganjurkan agar membalas ratusan kematian akibat corona dengan ribuan kelahiran bayi-bayi baru. Â
Gerakan ini sempat dikampanyekan dan disosialisasikan secara masif dan intensi melalui sosial media. Untungnya, mungkin karena kurang pas dengan karakter mayoritas pengguna sosial media yang berwawasan modern, gaul, kekinian dan milenial, maka kampanye gerakan ini kurang mendapatkan respon positif di kalangan warganet.
Mungkin saja jika para penggagas gerakan ini tidak malu-malu dan berani lebih blak-blakan melakukan kampanye konvensional di kalangan masyarakat rural, akar rumput, dan masyarakat pinggiran, mungkin saja mereka bisa mendapatkan dukungan yang lebih signifikan.
Hamil Rawan Terserang Corona
Padahal yang menjadi kekhawatiran atas meledaknya junmlah kehamilan di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini bukanlah hanya ledakan demografi penduduk indonesia semata. Melainkan adanya temuan data bahwa wanita yang hamil akan melemah daya tahannya sehingga sangat rawan terinfeksi oleh virus corona.
Salah satu kasus yang paling aktual adalah kisah dramatis meninggalkan perawat Ari Puspita Sari dari RS Royal Surabaya Jawa Timur karena terinfeksi virus corona. Dari sisi usia suster Ari yang masih sangat muda tentunya bukanlah golongan yang beresiko tinggi terinfeksi virus corona.Â
Suster Ari juga tidak memiliki riwayat penyakit-penyakit bawaan yang berpotensi membuatnya termasuk dalam golongan yang rawan terinfeksi covid-19.
Ternyata salah satu alasan kuat kenapa suster Ari bisa terjangkit virus Corona adalah karena dia tengah hamil 4 bulan. Kehamilan itulah yang disinyalir telah membuat kekebalan tubuh suster Ani melemah sehingga bisa terinfeksi virus corona yang akhirnya secara pilu menyebabkan kematian dirinya dan sekaligus janin yang dikandungnya.
Tentu saja kerepotan akibat kehamilah di masa pandemi tersebut bukan hanya karena melemahnya daya kekebalan tubuh sang ibu semata. Harus disadari bahwa kehamilan adalah kondisi pada perempuan yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih dari biasanya.