Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenormalan Baru: Kawin Boleh, Nikah Boleh, Hamil Jangan!

29 Mei 2020   00:01 Diperbarui: 29 Mei 2020   00:26 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan video petugas BKKBN berikan pengarahan Kawin Boleh, Nikah Boleh, Hamil Jangan yang viral - Sumber Foto: suara.com

#PositifkanIstri #KembalikanPopulasi

Lalu kenapa ledakan kelahiran ini harus diantisipasi? Ternyata ada kalangan yang menganggap ledakan kehamilan justru diperlukan sebagai serangan balik atas banyaknya korban yang meninggal akibat terinfeksi virus corona. Mengetengahkan slogan "mati satu tumbuh seribu" golongan ini justru melakukan kampanye yang berkebalikan dengan BKKBN.

Melalui hestek #PositifkanIstri #kembalikan populasi mereka justru menganjurkan agar membalas ratusan kematian akibat corona dengan ribuan kelahiran bayi-bayi baru.  

Poster Kampanye Digital di Socmed Gerakan #KembalikanPopulasi - Sumber: twitter.com/bukanpns 
Poster Kampanye Digital di Socmed Gerakan #KembalikanPopulasi - Sumber: twitter.com/bukanpns 
Kampanye socmed lainnya gerakan #positifkanistri - Sumber Foto: twitter.com/Ada_fnd 
Kampanye socmed lainnya gerakan #positifkanistri - Sumber Foto: twitter.com/Ada_fnd 
Gerakan ini sempat dikampanyekan dan disosialisasikan secara masif dan intensi melalui sosial media. Untungnya, mungkin karena kurang pas dengan karakter mayoritas pengguna sosial media yang berwawasan modern, gaul, kekinian dan milenial, maka kampanye gerakan ini kurang mendapatkan respon positif di kalangan warganet.

Mungkin saja jika para penggagas gerakan ini tidak malu-malu dan berani lebih blak-blakan melakukan kampanye konvensional di kalangan masyarakat rural, akar rumput, dan masyarakat pinggiran, mungkin saja mereka bisa mendapatkan dukungan yang lebih signifikan.

Hamil Rawan Terserang Corona

Padahal yang menjadi kekhawatiran atas meledaknya junmlah kehamilan di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini bukanlah hanya ledakan demografi penduduk indonesia semata. Melainkan adanya temuan data bahwa wanita yang hamil akan melemah daya tahannya sehingga sangat rawan terinfeksi oleh virus corona.

Salah satu kasus yang paling aktual adalah kisah dramatis meninggalkan perawat Ari Puspita Sari dari RS Royal Surabaya Jawa Timur karena terinfeksi virus corona. Dari sisi usia suster Ari yang masih sangat muda tentunya bukanlah golongan yang beresiko tinggi terinfeksi virus corona. 

Suster Ari juga tidak memiliki riwayat penyakit-penyakit bawaan yang berpotensi membuatnya termasuk dalam golongan yang rawan terinfeksi covid-19.

Suster Ari Puspita Sari, Perawat Pasien Covid-19 yang menjadi korban bersama janinnya usia 4 bulan - Sumber Foto: tribunnews.com
Suster Ari Puspita Sari, Perawat Pasien Covid-19 yang menjadi korban bersama janinnya usia 4 bulan - Sumber Foto: tribunnews.com
Ternyata salah satu alasan kuat kenapa suster Ari bisa terjangkit virus Corona adalah karena dia tengah hamil 4 bulan. Kehamilan itulah yang disinyalir telah membuat kekebalan tubuh suster Ani melemah sehingga bisa terinfeksi virus corona yang akhirnya secara pilu menyebabkan kematian dirinya dan sekaligus janin yang dikandungnya.

Tentu saja kerepotan akibat kehamilah di masa pandemi tersebut bukan hanya karena melemahnya daya kekebalan tubuh sang ibu semata. Harus disadari bahwa kehamilan adalah kondisi pada perempuan yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih dari biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun