Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sahabat Pelangi Rindukan Teladan Solidaritas Laskar Pelangi

9 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:03 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan menarik lainnya  dari film "Laskar Pelangi" - Sumber Foto: milesfilms.net

Pandemi Covid-19 telah memaksa anak-anak sekolah Indonesia untuk belajar di rumah atau istilah kerennya school from home (SFH). Tak kalah dengan orang tuanya atau para pekerja yang juga harus melakukan aktivitas work from home (WFH) karana penetapan PSBB atau karantina.

Salah satu aktivitas SFH yang ditetapkan oleh pemerintah adalah belajar lewat program tayangan belajar yang diputar di TVRI. Salah satu program belajar yang saat ini cukup menarik dan dinimati oleh anak-anak usia Sekolah Dasar kelar 1-3 adalah program Sahabat Pelangi.

Melalui tayangan animasi kartun bertajuk "Sahabat Pelangi" inilah anak-anak diberikan pemahaman mengenai keluhuran budi, etika, moralitas dan sifat-sifat mulia yang perlu dimiliki dalam menjalani kehidupan dan memandang keberagaman yang ada di negeri ini.

Melihat tajuk acara ini yaitu "Sahabat Pelangi" aku jadi ingat kepada film "Laskar Pelangi" yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata, yang pernah hits beberapa waktu lampau. Sepertinya kemiripan tajuk ini mudah untuk dimengerti karena idiom "pelangi" notabene merupakan simbolisasi yang sangat pas untuk merepresentasikan adanya keberagaman.

Kebetulan program tayangan "Sahabat Pelangi" maupun "Laskar Pelangi" ini sama-sama mengangkat adanya kekayaan keberagaman yang dimiki Indonesia ini. 

Bedanya adalah kalau "Sahabat Pealngi" merupakan sketsa animasi yang dibuat untuk memberikan pelajaran ideologi, moral dan etika kepada anak-anak usia kelas 1 hingga kelas 3 SD, sedangkan "Laskar Pelangi" adalah novel dan juga film layar lebar yang ceritanya terinspirasi oleh kearifan lokal masyarakat lokal di Belitong, tanah kelahiran sang penulis, Andrea Hirata.

Salah satu adegan menarik lainnya  dari film
Salah satu adegan menarik lainnya  dari film "Laskar Pelangi" - Sumber Foto: milesfilms.net
Laskar Pelangi yang notabene merupakan novel yang akhirnya dilayarlebarkan ini merupakan penggambaran sang penulis atas realitas kehidupan masyarakat Belitung yang dalam kelugasan dan kesederhanaan yang dimiliki mampu menyemai dan merawat rasa solidaritas yang tinggi terhadap pluralitas keberagaman yang mereka miliki.

Melalui penggambaran natural lewat karakter tokoh-tokohnya seperti Akiong, Lintang, Ikal, Mahar, Trapani, Kucai, Borek, Syahdan, Sahara, Harun, Flo dan Aling, kita bisa seperti melihat kehidupan lugas anak-anak Belitung yang damai dalam perbedaan yang mereka miliki. 

Ditambah keberadaan ibu guru Muslimah, Pak Harfan, Mahmud dan Zulkarnaen dan Bakri,kita bisa melihat bagaimana kegigihan dan ketulusan guru-guru di daerah dalam memperjuangkan masa depan anak didiknya.

Pesan utama yang diangkat dalam film ini adalah bagaimana perbedaan dan keberagaman tidak menjadi kendala bagi perdamaian dan persatuan, dan bagaimana kendala ekonomi dan fasilitas yang dimiliki tidak menjadi penghalang bagi anak-anak dalam menuntut ilmu.

Di saat akan-anak tengah belajar dari rumah (SFH) sebagai wujud sikap pantang menyerah begitu saja terhadap tantangan atau kendala yaitu pandemi Covid-19 yang tengah terjadi, gambaran apa yang dialami Lintang dan kawan-kawan setidaknya akan mampu membuat mereka termotivasi untuk menjalani semua ini dengan sepenuh energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun