Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tapi Boong..." Alarm Bahaya Moralitas Generasi Rebahan

9 Mei 2020   00:57 Diperbarui: 9 Mei 2020   01:06 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M Gariz Luis Ma'luf,  polisi penangkap Ferdian Paleka, yang konon membuat kaum hawa gagal fokus - Sumber: IG @garizlu

Sebenarnya sudah bisa diduga. Tak butuh waktu lama polisi pasti bisa menangkap Ferdian Paleka, youtuber pembuat prank bansos isi sampah yang dianggap oleh masyarakat sebagai pelecehan berat. Berkat prestasi polisi ini, sontak hampir semua media, baik mainstream maupun sosial media langsung dibanjiri berita mengenainya.

Berita-berita yang dilansir media utama tentunya biasa saja. Cukup 5W+1H sembari dipermanis dengan komentar, analisa dan wacana tokoh atau pengamat yang bisa terkait tentangnya untuk memperdalam informasi yang disajikan.

Nah, yang seram adalah justru postingan-postingan yang berdar di sosial media. Perundungan (bullying), sumpah serapah, ejekan, dan segala macam postingan sampah  kembali melimpah ruah. Ada yang sekedar mengekspresikan emosi, antipati maupun benci, namun tak sedikit yang kembali mencari sensasi untuk mendongkrak liker, follower dan subscriber.

Apa boleh buat. Meski pahit namun memang itulah salah satu dampak yang harus kita telan sebagai kompensasi kecanggih teknologi sosial media serta iming-iming monetisasi yang memang menggiurkan dan bisa memanjakan.

Terkait kondisi ini, tiba-tiba saya kembali teringat pada pesan kewaspadaan yang pernah disampaikan Jay Baer. Seorang pengarang sekaligus ahli marketing yang pernah menangani merek-merek ikonik ini pernah melontarkan pesan tentang konten sosial media, yang boleh jadi sekarang dianggap basi karena sudah dilontarkannya cukup lama ketika sosial media belum secanggih kini.

"Content is fire, social media is gasoline," begitu pesan Jay Baer beberapa tahun lampau. Nyatanya menurut saya pesan tersebut masih aktual hingga saat ini. 

Lihat saja bagaimana platform-platform social media menyediakan bahan bakar yang bagus, dan konten kreator mulia maupun dajjal segera membakarnya sesuai kebutuhan. Ada yang menyalakan api untuk memberi cahaya dan terang bagi umat manusia, namun ada juga yang membakarnya demi meraup keuntungan pribadi.

Tak bisa kita pungkiri juga bahwa sebenarnya ada banyak konten kreator mulia, yang selalu memanfaatkan bahan bakar tersebut untuk energi positif, yang membuat berbagai kemajuan, pencerahan dan harapan baik bagi masa depan.

Namun kita juga tak bisa menutup mata bahwa banyak konten kreator dajjal yang memang semata-mata membuat konten untuk mengejar viewer dan subscriber untuk mengisi pundi-pundi uang mereka. Kasus Ferdian Paleka ini merupakan contoh teraktual yang bisa kita lihaat dengan gamblang.

Masalah bansos sampah, jelas-jelas melecehkan kemanusiaan. Namun ternyata, api perusak yang dipantikkan oleh Ferdian sehingga bisa membakar moral adalah kelakuan dia setelahnya. Yaitu ketika ferdian meminta maaf, kemudian dengan enteng dia menutupnya dengan kalimat, "Tapi Bo Ong!"

Pun ketika Ferdian tertangkap oleh polisi. Kalimat "tapi bo ong" ini tiba-tiba menjadi seperti jargon yang serta merta menjadi populis dan diucapkan warganet dimana-mana. Bahkan kalimat ini pun sampai dijadikan tantangan (challenge) baru bagi para pengguna sosmed.

Tiba-tiba banyak warganet mengatakan hal-hal baik, tapi dibelakangnya ditutup dengan kalimat," tapi bo ong!" Tiba-tiba banyak warganet mengatakan hal-haal buruk, tapi lagi-lagi di belakangnya ditutup dengan kalimat "tapi bo ong!"

Pernyatan-pernyataan yang dilontarkan menjadi hilang jaminan makna. Cukup diberikan kata "tapi bo ong!" mendadak semua artinya jadi berbeda. Baik atau buruk jadi tidak bisa dipegang ekornya. Cukup tambahkan "tapi bo ong!" maka berubah sudah artinya.

Boleh jadi ungkapan "tapi bo ong" ini merupakan alarm moralitas bagi generasi milenial, generasi Z atau yang biasa disebu sebagai generasi rebahan. Apa artinya revolusi moral yang beberapa waktu awal pemerintahan Presiden jokowi sempat digaungkan?

Kalimat "tapi bo ong" bisa menjadi virus bagi generasi rebahan dalam memegang komitmen dan menepati janji. Kemuliaan kata-kata janji, kemuliaan pernyataan jujur, tiba-tiba bisa diporakporandakan dengan kalimat "tapi bo ong" ini.

Awalnya mungkin hanya menjadi bahan candaan dan lucu-lucuan. Namun jika dibiarkan maka kalimat "tapi bo ong" ini merupakan konsep inti dari prank itu sendiri. Jadi sudah seharusnya kita mengkampanyekan untuk tidak menggunakan kata candaan "tapi bo ong" ini. Dengan begitu apa yang dilakukan Ferdian tidak lagi dianggap sensasi yang layak diikuti oleh konten kreator lain lagi.

Foto penampilan lainnya M Gariz Luis Ma'luf, polisi yang menangkap Ferdian Paleka - Foto: IG@garizluis37
Foto penampilan lainnya M Gariz Luis Ma'luf, polisi yang menangkap Ferdian Paleka - Foto: IG@garizluis37
Daripada mengunggah postingan-postingan yang membuat Ferdian dan virus-virus perusak bawaannya trending kembali, mungkin kita bisa mengalihkan perhatian pada perwira polisi ganteng yang berhasil menangkap Ferdian. 

Siapa tahu kegantengan pak polisi ini, bisa menjadi penawar virus perusak moral generasi rebahan yang disebarkan oleh Ferdian. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun