"Sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu adalah dari perdagangan," -hadist Nabi.
Boleh jadi, hadist yang kita kutip di atas memang tergolong sebagai hadist yang dhoif (lemah). Namun ada fakta yang tak bisa dipungkiri bahwa ternyata salah satu profesi penyelamat atau solusi PHK di saat pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang ini adalah berdagang.
Coba saja kita amati lebih jeli. Pasti saat ini semakin banyak kawan-kawan, saudara, dan juga kenalan kita yang tiba-tiba menawarkan barang dagangan melalui akun sosial media yang terkoneksi dengan kita.
Hal yang sama juga terjadi pada akun media sosialku. Memang, ada beberapa teman yang terpaksa dipensiun dini karena kerugian perusahaan akibat pandemi saat ini, melakukan gercep dengan bergegas membuka toko kelontong dari modal pesangon yang dimiliki.
"Harus segera diamankan sebelum habis dikonsumsi," begitu ujar mereka taktis.
Namun tak semuanya bisa memiliki lokasi dan tempat yang strategis sehingga bisa membuka toko kelontong. Namun mereka tetap mencoba menjadi penjual dengan cara online yang sekarang ini sangat mudah untuk dijalani. Adapun barang yang dijual cukup beragam. Bisa berupa barang-barang produksi diri sendiri ataupun kerabat keluarga, bisa juga barang orang lain yang menurut mereka menarik untuk dijajakan.
Berkat kemajuan teknologi sosial media, menjadikan langkah jualan mereka mudah untuk disosialisasikan dan dipromosikan melalui beragam platform sosmed yang ada.
Jadi, kita tak perlu kaget lagi, atau bahkan merasa terganggu ketika silaturahmi online yang biasa dilakukan dengan penuh keakraban dan hal-hal lain yang ringan, ternyata tiba-tiba menjadi ajang penawaran barang dari kawan-kawan yang mulai merintis usaha jualan online dadakan.
Apa boleh buat, kita harus bisa mengerti bahwa saat ini mereka memang harus berjuang untuk mengatasi keadaan yang tengah tidak menguntungkan sekarang. Justru kita harus mengapresiasi dan bersimpati bahwa mereka tidak menyerah dan berdiam diri, melainkan tetap beraksi demi mendapatkan rejeki.
Fenomena maraknya jualan online melalui platform sosial media ini justru membuka cara baru bagi kita untuk berderma tanpa kentara. Sosial media telah menunjukkan fungsi positifnya sebagai media untuk menghubungkan orang-orang (connecting people). Dus, kita bisa memaksimalkan lagi fungsi sosial media ini agar meningkat menjadi media yang menghubungkan kebahagiaan (connecting happiness) diantara sesama manusia.
Caranya adalah dengan menjadikan ajang derma, amal atau sedekah yang bisa dilakukan tanpa kentara. Budayakan saja untuk selalu membeli barang dagangan yang dijual oleh saudara, kawan-kawan atau kenalan kita, apabila kita memang mampu dan memiliki dana untuk melakukannya.Kita juga bisa mengalokasikan anggaran derma/amal yang biasa kita lakukan, sebagai dana untuk membeli barang-barang dagangan yang ditawarkan oleh orang-orang kepada kita.
Lalu bagaimana dengan dana untuk niatan beramal kita. Tentu saja dengan melakukan hal itu, kita jadi batal untuk beramal. Kita bisa menjadikan barang-barang yang kita beli tersebut sebagai benda yang kita amalkan. Bukankah tetap merupakan amal yang tak berkurang nilai pahalanya jika kita memberikan bahan makanan, penganan, atau barang-barang berguna lainnya yang sudah kita beli dari teman atau kenalan sebagai bingkisan amal kita?
Mengalokasikan dana untuk belanja barang dagangan teman, tetangga ataupun kenalan lainnya, justru bisa memperpanjang putaran lingkaran amal yang kita lakukan. Memperpanjang lingkaran dan menambah jumlah mereka yang terbantukan dalam sebuah lingkaran yang menghubungkan kebahagian (conneting happiness) di antara mereka-mereka yang terlibat. Jika sebelumnya kita hanya berbagi kebahagian langsung kepada penerima amal yang sudah kita tentukan, kali ini kebahagiaan itu berputar terlebih dulu kepada mereka yang barang dagangannya kita beli sebelum akhirnya sampai juga kepada mereka yang memang akan kita beri amal/derma.
Salah satu keunggulan dari sistem beramal seperti ini adalah kita tidak hanya beramal kepada tangan yang dibawah semata, tapi secara tidak langsung juga beramal kepada mereka yang tetap menjaga tangannya untuk tetap di atas dengan tetap berusaha berikhtiar melalui jualan. Istilahnya bisa beramal sambil tetap menjaga harga diri mereka yang menerimanya.
Bahkan lebih membahagiakan lagi, kita bisa memiliki andil dalam menciptakan lingkaran kebahagiaan yang lebih besar dari yang kita lihat. Langkah kecil yang mereka yang berdagang tersebut tanpa disadari bisa menjadi gelindingan bola salju yang menciptakan peluang-peluang kerja baru bagi unsur-unsur pendukung yang terkait dengannya. Sebut saja bergulirnya barang dagangan tersebut akan menciptakan kebutuhan jasa untuk pengiriman, pengemasan, penyediaan bahan baku atau bahan mentah pendukung dan banyak lainnya.
Semoga dengan beramal melalui cara ini, kita benar-benar bisa menjadi salah satu pahlawan penghubung kebahagiaan (connecting happiness) antar sesama yang membutuhkan diantara pahlawan-pahlawan connecting happiness lainnya yang sangat beragam bentuk, inovasi dan aplikasinya. Tabik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI