Masing-masing memiliki keunggulannya masing-masing. Telkomsel dengan pesona lagu atau jinglenya, XL dengan kekocakan treatment animasinya, Telkom dengan gimmcik dan kesederhaan ceritanya, dan P%G dengan kelebihan unsur feminisnya.
Di luar tema #dirumahaja, tentu saja masih ada iklan Ramadan 1441 yang mengangkat konsep berbeda. Sirup Marjan masih konsisten untuk melanjutkan konsep iklan mereka di tahun sebelumnya yang mengangkat kisah legenda Indonesia. Jika tahun lalu mereka mengangkat legenda tahun emas, maka di tahun ini Marjan mengetengahkan cerita Putri Purbasari.
Mungkin karena momen puasa adalah salah satu momen emas bagi Marjan untuk meningkatkan penjualan mereka maka sepertinya iklan Marjan telah diproduksi jauh-jauh waktu, sebelum pandemi Covid-19 menerpa.Â
Iklan Marjan diproduksi dengan treatment eksekusi film-film action/laga yang serius. Jadi secara kualitas filmis terlihat sekali bahwa iklan Marjan jauh lebih unggul dibanding iklan lainnya. Masih seperti iklan Ramadan di tahun lalu, Iklan Marjan yang menceritakan kisah Puteri Purbasari ini juga dibuat berseri.
Meski tidak diproduksi jauh-jauh hari sebelum munculnya Pandemi Covid-19, iklan Gojek juga mampu menampilkan konsep Laga Jagoan seperti iklan yang dibuat Sirup Marjan.Â
Hanya saja sepertinya Gojek memilih untuk merecehkan iklannya juga. Alhasil konsep cerita laga yang diangkat dalam iklan Gojek ditampilkan dengan konsep visual animasi komik.Â
Mengangkat tajuk cerita berjudul "Hikayat Sang Musafir", Gojek mampu menampilkan cerita tentang jagoan yang datang untuk menyadarkan orang-orang bahwa untuk mencekal wabah corona, lebih baik semua #dirumahaja dan anjuran-anjuran kesehatan lainnya.Â
Bahkan ibadah puasa pun lebih baik dijalankan #dirumahsaja. Caranya adalah dengan menjalankan ibadah di rumah melalui bantuan fitur ebadah yang dirilis oleh Gojek.
Salah satu yang paling mengejutkan adalah iklan Ramadan 1441 yang dirilis oleh Indomie. Merek yang menjadi market leader produk mie instan di Indonesia ini tampil menggebrak dengan keberaniannya untuk membuat sensasi yang bisa dianggap mengorbankan diri.Â
Pasalnya salah satu unggulan pemancing minat dan ketertarikan konsumen mereka untuk membeli adalah godaan visual mie-nya yang lezat dan menggugah selera mereka yang melihatnya.
Namun kali ini, Indomie berani tampil berani dengan menghilangkan visual mie itu sendiri. Baik di kemasan produk edisi Ramadan 1441 Hijrah maupun di iklan yang ditayangkan, Indomie hanya memperlihatkan wajan penggorengan kosong dan piring kosong tanpa ada wujud mie lezat yang menggoda selera. Loh kok mi-nya nggak ada.Â