Ditengah kehidupan modern yang serba cepat, konsep gaya hidup slow living muncul sebagai sebuah konsep atau gaya hidup yang menekankan pada kesadaran, ketenangan, dan menikmati momen dalam kehidupan sehari-hari. Jika dimaknai dengan benar slow living bukanlah tentang sebuah konsep untuk melakukan segala aktivitas dengan lebih melambat, melainkan tentang menemukan sebuah konsep yang tepat dalam menjalani hidup. Slow living merupakan sebuah filosofi kehidupan yang mengajarkan kita untuk lebih sadar akan pilihan-pilihan hidup yang kita ambil, lebih  fokus pada kualitas daripada kuantitas dalam berbagai aspek kehidupan, dan menjalankan ritme kehidupan dengan lebih bermakna.
Saat ini, kita sedang dihadapkan pada perkembangan teknologi yang berkembang begitu  pesat.  Inovasi - Inovasi teknologi yang terus terjadi sekarang ini, memang telah membawa banyak manfaat sehingga dapat memudahkan dan mempercepat segala hal yang kita lakukan. Tetapi hal ini juga dapat menciptakan sebuah tekanan agar kita selalu dapat "terhubung" dan "produktif" sepanjang waktu. Kelelahan secara fisik dan mental akibat pesatnya teknologi yang dapat kita nikmati saat ini membuat kita "born out" dan membutuhkan konsep hidup yang lebih dapat menikmati dan memaknai setiap proses hidup yang kita jalani. Konsep slow living mengajak kita untuk dapat  mengurangi tekanan dan kesibukan, sehingga kita dapat menjalankan ritme kehidupan dengan penuh makna, bukan hanya sekedar aktivitas harian yang akan selalu kita lakukan setiap hari.
Prinsip Utama Slow Living
Kesadaran (Mindfulness)
Seperti namanya Mindfulness merupakan sebuah istilah yang diberikan terhadap sebuah kondisi di mana seseorang mempunyai kesadaran penuh atas aktivitas yang dia lakukan, atas apa yang dinginkan, hingga sadar dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Karena terkadang kita terlalu sibuk dengan gadget ditangan sehingga sering kali kita bersikap seperti apatis terhadap keadaan lingkungan sekitar.
Memiliki Prioritas
Dengan menentukan hal-hal yang menjadi prioritas utama dalam hidup, seseorang dapat menikmati dan memaknai apa yang seharusnya didapatkan serta meninggalkan hal-hal yang sebetulnya tidak diperlukan.
Sederhana
Mengaplikasikan hidup yang lebih sederhana, yaitu dengan mengutamakan gaya hidup yang lebih minimalis sehingga tidak membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan, ataupun tidak menkonsumsi sesuatu dengan berlebihan melainkan fokus pada kebutuhan.
Ritme Alami
Menikmati setiap ritme alami tubuh dan lingkungan, seperti tidur dengan cukup tanpa tekanan, makan dengan perlahan, dan menghindari multitasking dan tergesa-gesa.
Koneksi
Menjalin hubungan yang lebih dalam dan bermakna baik dengan diri sendiri, orang lain, dan juga alam.
Cara Memulai Slow Living
1. Kurangi Kesibukan Berlebihan: Evaluasi jadwal harian dan buang aktivitas yang tidak esensial.
2. Nikmati Hal-Hal Sederhana: Misalnya, menikmati secangkir kopi di pagi hari tanpa tergesa-gesa.
3. Hidup Minimalis: Kurangi barang-barang yang tidak diperlukan, fokus pada fungsi dan nilai.
4. Kurangi Teknologi: Batasi penggunaan gadget dan media sosial untuk memberi waktu bagi introspeksi dan interaksi nyata.
5. Hargai Proses: Fokus pada perjalanan daripada hasil, seperti memasak makanan sendiri daripada membeli makanan cepat saji.
Beberapa manfaat slow living yaitu dapat mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan keseimbangan emosional dan mental, memberi waktu untuk lebih menghargai keindahan hidup, meningkatkan produktivitas dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan dapat memperkuat hubungan sosial dan spiritual.
Konsep slow living tidak dapat dilakukan dengan maksimal jika dilakukan di kota-kota besar yang penuh sesak dengan aktivitas yang tiada hentinya. Beberapa kota yang cocok untuk slow living di dalam negeri diantaranya :
1. Ubud, Bali
Siapa yang tidak tahu Bali ? Tempat yang sangat terkenal dengan suasana tenang, alam hijau, serta komunitas seni dan spiritual sampai ke mancanegara ini, banyak mempunyai tempat untuk meditasi, yoga, dan hidup dengan kesadaran. Kehidupan di Bali juga sangat selaras dengan alam dan budaya lokal.
2. Yogyakarta
Yogyakarta sebuah kota yang kaya akan budaya, kehidupan yang sederhana, dan masyarakat yang ramah ini juga banyak memilki ruang terbuka hijau dan suasana kota yang tidak terlalu sibuk.Yogyakarta sangat cocok bagi yang ingin menikmati hidup dengan tempo lambat sambil tetap terhubung dengan seni dan tradisi.
3. Bandung, Jawa Barat
Bandung memiliki udara yang sejuk (terutama di kawasan dataran tinggi seperti Lembang), di Bandung juga terdapat banyak tempat untuk bersantai di alam, seperti perkebunan teh ataupun pegunungan.
4. Malang, Jawa Timur
Suasana kota yang damai dengan banyak taman dan kawasan pedesaan di sekitarnya. Kota malang yang dekat dengan wisata alam seperti air terjun dan pegunungan, cocok untuk menikmati slow living dengan biaya hidup yang relatif terjangkau.
5. Bukittinggi, Sumatera Barat
Lingkungan pegunungan dengan udara segar dan kehidupan yang sederhana, budaya Minangkabau yang kaya membuat hidup terasa lebih bermakna, juga tidak banyak hiruk-pikuk perkotaan.
Konsep gaya hidup slow living mengajak kita untuk lebih menghargai kehidupan yang lebih bermakna, bukan sekadar mengikuti tuntutan modern yang serba cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H