Secara keseluruhan, Hari Santri adalah momentum untuk mengenang sejarah, memperkuat identitas nasional, serta mengapresiasi peran santri dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan pengapilkasian sistem pesantren modern di Indonesia merupakan pengembangan dari sistem pesantren tradisional yang mengintegrasikan kurikulum agama dengan pendidikan umum. Pesantren modern tetap mempertahankan nilai-nilai keagamaan, tetapi memberikan ruang bagi para santri untuk mengakses pengetahuan yang lebih luas, sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut beberapa ciri khas dan komponen utama dari sistem pesantren modern di Indonesia:
1. Kurikulum Integratif
Pesantren modern menggabungkan kurikulum pendidikan agama Islam dengan pendidikan formal yang mengikuti standar nasional. Santri tidak hanya belajar ilmu agama seperti fiqih, tafsir, dan hadis, tetapi juga mata pelajaran umum seperti matematika, sains, bahasa Inggris, dan teknologi informasi. Pesantren modern umumnya sudah memiliki tingkatan pendidikan formal seperti SMP, SMA, bahkan hingga universitas.
2. Pengajaran Berbasis Teknologi
Sistem pesantren modern mulai memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Banyak pesantren yang menyediakan fasilitas komputer, akses internet, dan pembelajaran digital. Hal ini membantu para santri mengembangkan keterampilan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
3. Pendidikan Kewirausahaan
Beberapa pesantren modern juga menekankan pada pendidikan kewirausahaan untuk membekali santri dengan keterampilan praktis dalam menghadapi dunia kerja. Santri diajarkan bagaimana mengelola usaha kecil, mulai dari berdagang, pertanian, hingga usaha berbasis teknologi. Pesantren seperti Pondok Modern Darussalam Gontor mengembangkan pola pendidikan yang mendorong kemandirian santri.
4. Bahasa Asing sebagai Fokus Utama
Bahasa asing, terutama bahasa Arab dan Inggris, menjadi bagian penting dari sistem pesantren modern. Pengajaran bahasa dilakukan secara intensif sehingga santri tidak hanya mahir dalam membaca kitab klasik berbahasa Arab, tetapi juga mampu berkomunikasi dalam bahasa asing secara lisan dan tulisan. Di beberapa pesantren, komunikasi sehari-hari di lingkungan pesantren dilakukan dalam bahasa Arab atau Inggris.
5. Pembentukan Karakter dan Kepemimpinan