Mohon tunggu...
Rohid Adi Permana
Rohid Adi Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memanfaatkan Lingkungan Sekitar untuk Kenyamanan Peserta Didik: Sebuah Strategi dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

5 Juli 2024   00:05 Diperbarui: 5 Juli 2024   00:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Rohid Adi Permana, Adhi Krisna Maria Agustin

Di era pendidikan modern, pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang beragam dalam proses belajar mereka.  Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada cara belajar dari masing-masing peserta didik. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi, melayani, dan mengakui keragaman peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan kesiapannya untuk belajar, minat, dan kesukaannya. (Tomlinson, 2021).

Lingkungan sekitar dapat menjadi penunjang dari pembelajaran berdiferensiasi. Terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Pada saat berada di luar ruangan, peserta didik dapat menjelajah lingkungan sekitar mereka dengan lebih leluasa. Peserta didik akan mudah mendapatkan contoh konkrit dari materi yang bersangkutan. Misalnya ketika belajar mengenai bentuk daun dari tumbuhan, peserta didik dapat menemukan berbagai bentuk daun sesuai dengan lingkungan sekitar mereka. Menurut Dewi, dkk dalam Chrislando (2019) menyatakan bahwa dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, siswa akan memiliki pengetahauan yang lebih baik.

Belajar dengan suasana yang berbeda seperti belajar di luar ruangan kelas menjadi salah satu upaya meningkatkan antusias peserta didik dalam belajar. Sering ditemui bahwa banyak peserta didik mengantuk pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Pembelajaran di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peserta didik diharapkan merasa lebih nyaman dalam belajar di lingkungan sekitar, misalnya di taman sekolah yang banyak tanaman dan pohon rimbun. Dengan belajar di luar kelas, juga akan membuat peserta lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini meningkatkan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik (student center).

Penerapan dari pembelajaran berdiferensiasi ini membagi peserta didik dalam berbagai kelompok menurut modalitas belajarnya, yaitu kelompok auditori, visual, dan kinestetik. Auditori adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui suara. Mereka senang belajar dengan cara berdiskusi dengan teman, membaca teks dengan suara keras, dan juga mendengarkan rekaman suara. Selanjutnya yaitu visual, visual adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui penglihatan, seperti disajikan gambar, diagram, video, dan benda yang ada di sekitarnya. Terakhir yaitu kinestetik, kinestetik adalah kelompok peserta didik yang belajar melalui gerakan. Mereka senang bergerak dan bereksperimen. Belajar di luar ruangan menjadi yang terbaik bagi peserta didik kinestetik. Misalnya pada pembelajaran IPAS, mereka akan senang mengamati dan mencari berbagai macam tumbuhan dan hewan di sekitar. Untuk mengetahui modalitas belajar dari setiap peserta didik, guru dapat membuat instrumen modalitas belajar yang kemudian diberikan kepada peserta didik sebelum merancang modul ajar.

Pembelajaran berdiferensiasi juga mengelompokkan peserta didik berdasarkan modalitas belajarnya. Modalitas belajar peserta didik adalah cara yang digunakan peserta didik yang berbeda-beda dalam menyerap dan memproses informasi selama proses belajar. Modalitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah menerima materi karena materi yang dibahas dikaitkan pada hal konkrit di sekitarnya. Modalitas belajar peserta didik dapat diamati melalui penilaian yang dilakukan guru sebelum merancang modul ajar.

Selanjutnya ada minat belajar peserta didik. Minat belajar merujuk pada keinginan dan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Minat belajar dari peserta didik tentunya berbeda-beda. Misalnya ketertarikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran IPAS, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Minat belajar biasanya ditentukan oleh kemampuan dan bakat peserta didik, modalitas belajar, dan lingkungan.

Kesiapan belajar peserta didik juga tidak kalah pentingnya dalam pembelajarn berdiferensiasi. Kesiapan belajar berhubungan dengan pengetahuan dari peserta didik mengenai suatu materi tertentu. Guru harus benar-benar mengetahui kesiapan belajar dari setiap peserta didik yang tentunya berbeda-beda. Untuk mengetahui kesiapan belajar dari peserta didik, guru dapat melakukan penilaian guna mengetahui kesiapan belajar. Penilaian tersebut dapat dilakukan oleh guru sebelum merancang modul ajar mengenai materi tersebut.

Modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar merupakan 3 hal yang sama pentingnya dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk mengetahui modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar dapat dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap peserta didik sebelum merancang modul ajar mengenai materi yang akan diajarkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Penilaian tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan penilaian berbentuk tes. Maka dari itu, guru harus menyiapkan instrumen mengenai modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar.

Penulis melakukan observasi ke salah satu sekolah dasar yang berada di Kabupaten Semarang. Dengan tujuan untuk mengetahui modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar peserta didik.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi harus menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten berisi mengenai materi yang diajarkan kepada peserta didik. Diferensiasi proses berisi mengenai bagaiman cara agar peserta didik mudah dalam menerima materi. Diferensiasi produk berisikan karya atau produk apa yang akan dihasilkan oleh peserta didik. Diferensiasi konten, proses, produk tersebut disesuaikan dengan data yang telah didapat penulis melalui angket modalitas belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar peserta didik. Pada praktiknya, peserta didik akan dikelompokkan berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik.

Salah satu strategi dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan membagi terlebih dahulu peserta didik ke dalam kelompok menurut modalitas belajarnya. Setelah peserta didik terbagi dalam auditori, visual, dan kinestetik. Penulis menerapkan diferensiasi proses kepada setiap kelompok modalitas. Pada kelompok auditori, diminta untuk melihat tayangan video mengenai penjelasan organ pernapasan manusia. Pada kelompok visual, diminta untuk mengamati dan mencermati poster yang telah disiapkan oleh guru mengenai pernapasan manusia. Pada kelompok kinestetik, diminta untuk mengamati manekin dari organ pernapasan manusia. Diferensiasi proses dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda. Untuk memudahkan guru, guru meminta kelompok auditori di dalam kelas untuk melihat tayangan video. Kelompok visual dan diminta untuk berada di taman yang teduh. Sedangkan kelompok kinestetik berada di teras kelas.

Produk atau karya dalam pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki perbedaan. Hal ini sesuai dengan modalitas belajar peserta didik. Untuk kelompok auditori, diminta untuk menyebutkan fungsi dari tubuh manusia yang digunakan untuk bernapas. Selanjutnya adalah kelompok visual, yang dimana diminta untuk menuliskan fungsi dari organ pernapasan manusia. Terakhir adalah kelompok kinestetik yang diminta untuk menjelaskan fungsi dan menunjukan organ pernapasan tersebut.

Pembelajaran diferensiasi yang memanfaatkan lingkungan sekitar bertujuan supaya peserta didik lebih nyaman dalam belajar. Suasana nyaman dan tenang membuat peserta didik mudah dalam memahami apa yang mereka pelajari. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan bermakna bagi peserta didik.  Peserta didik akan belajar dengan lebih efektif dan mencapai potensi belajar mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Elviya, D. D., & Sukartiningsih, W. (2023). Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar di SDN Lakarsantri I/472 Surabaya. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(8), 1780-1793.

Sadiah, S., & Oktaviani, A. M. (2023). Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Media Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD. Jurnal Pelita Calistung, 4(2), 93-100.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun