Mohon tunggu...
Rofni Lolaen
Rofni Lolaen Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hobi Nulis Apa Saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dua Tahun Gaduh, Menteri Harus Tegas Stabilkan Unima

26 Oktober 2017   19:49 Diperbarui: 4 Juni 2019   12:17 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, Menristekdikti Mohammad Nasir dan Irjen Jamal Wiwoho akan mengambil keputusan. Tidak ada jaminan jika Paula Runtuwene lengser kemudian akan digantikan dengan yang lebih baik dan membawa perubahan di Unima. Bisa jadi malah tambah buruk.

Mungkin ada satu dua akademisi yang relatif clean and clear, dan bisa dipilih. Tapi bagaimana dengan kawan di sekelilingnya? Makanya sekali lagi, tak ada jaminan perubahan, karena memperbaiki Unima haruslah secara kolektif bersih.

Mereka yang mengincar kekuasaan di Unima, sebaiknya bersabar menunggu. Karena tidak sampai tiga tahun lagi akan dimulai proses demokrasi di Kampus Biru. Tapi sebelum itu, buktikanlah perjuangan Anda adalah total dan murni untuk kebenaran.

Menristekdikti Mohammad Nasir dan Irjen Jamal Wiwoho sebaiknya memantapkan hati untuk meneruskan periode kepemimpinan rektor Paula saat ini. Karena apabila ada keputusan signifikan, tentu akan berdampak tidak baik bagi generasi yang sedang menimba ilmu di kampus sekarang. Unima akan dimulai dari awal lagi dan pasti banyak energi, waktu, dan dana yang akan terbuang percuma.

Sebagai pribadi yang berprinsip teguh, rasanya tidak mudah keputusan Pak Nasir dan Pak Wiwoho akan goyah walau diserbu dari seluruh penjuru mata angin. Kedua tokoh ini harus mencari cara agar Unima benar-benar stabil setelah hampir dua tahun terus gaduh. Ketegasan adalah syaratnya.

Sementara itu, mahasiswa Unima seharusnya tidak hanya menjadi penonton, tapi mengambil peran dalam upaya transformasi Unima. Karena konflik yang tidak sehat di tataran elit ini, telah merugikan mahasiswa sendiri.

Mahasiswa perlu berpikir secara kritis dan mengambil sikap terhadap dinamika yang sementara terjadi di Unima saat ini. Tetapi juga, perguruan tinggi yang kuat adalah yang mendapat dukungan dan perhatian dari para alumninya. Salam.

 

Rofni Lolaen

Alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Bahasa dan Seni Unima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun