Mohon tunggu...
Rofita Ayuni
Rofita Ayuni Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Biasa

Berbagi Manfaat untuk Sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resensi Buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat!"

2 Juni 2020   15:15 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:52 6932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Photo by : www.Gramedia. com

Penulis                 : Mark Manson

Judul Buku          : Sebuah Seni Untuk Bersikap Masa Bodo Amat

Judul Asli             : The Subtle Art Of Not Giving  A F*uck

Penerjemah       : F. Wicakso

Penerbit               : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Tahun Terbit      : 2018

Tebal                     : 246 Halaman

Oleh                       : Rofita Kurrota'Ayuni

Buku ini merupakan buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail, penulisnya adalah Mark Manson seorang blogger terkenal dengan berjuta-juta pembaca. Buku ini merupakan buku self improvement, yang mengulas fakta-fakta seputar kehidupan sosial. Ketika membaca judul buku ini, saya berfikir bahwa buku ini akan membawa kita menuju manusia individulisme yang cuek akan segala sesuatu hal. Hingga saya penasaran mengapa buku seperti ini bisa menjadi buku terlaris di New York Times, apa spesialnya?

Di Bab Pertama Mark menuliskan kisah tentang seseorang penulis yang bernama Charles Bukowski. Bukowski adalah seorang pecandu alkohol, penjudi kronis, kasar, kikir, tukang utang dan hari-harinya dipenuhi dengan hal-hal buruk hingga di tolak beberapa penerbit, hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang menawarinya untuk bekerja sama, hal tersebut merupakan jalan yang mengantarkannya menjadi penulis yang sukses dan kaya raya. Saya berfikir buku itu buku yang aneh, kok buku self improvement tapi isinya begini?

Tapi di bab-bab berikutnya, saya menemukan jawaban mengapa buku ini layak menjadi buku terlaris.

Di bab-bab berikutnya Mark mengajak kita untuk berfikir secara analogi dan realistis, dari mulai panda nyinyir yang selalu berkata jujur walaupun menyakitkan, kehidupan Mark semasa muda, membahas bahwa hidup itu merupakan pilihan. Buku ini benar-benar berbeda, dari buku-buku self improvement lainnya.

Buku  “Sebuah Seni untuk Bersikap Boda Amat” merupakan buku yang membawa pembaca agar menemukan apa yang benar-benar penting di dalam kehidupan dan melepaskan hal-hal yang tidak begitu penting dalam kehidupan. 

Di Era digitalisasi ini, masyarakat menjadikan media sosial sebagai ajang pamer. Sehingga terlahirlah generasi manusia yang mempercayai bahwa mereka memiliki pengalaman negatif dan melahirkan rasa cemas , takut dan bersalah; hal itu sangatlah tidak benar. 

Setiap hari kita melihat feed facebook yang di jejali dengan berita-berita atau gambar-gambar yang memperlihatkan bahwa orang-orang tersebut benar-benar bahagia, mereka menikah, sukses, berlibur dan sebagainya.  Lantas kita pun berfikir bahwa hidup kita ini menyebalkan yang akhirnya membuat kita merasa bersalah dan menyalahkan diri kita sendiri.

"Krisis kita saat ini bukan lagi soal materi; namun soal eksistensi, ranah spiritual. Kita punya begitu banyak barang dan peluang, sampai-sampai kita tidak tahu apa lagi yang bisa kita kerjakan saat ini" - Hlm. 9

Oleh sebab itu mengapa kita harus memiliki sikap masa bodo amat.

"Inilah mengapa, bersikap masa bodoh, adalah kuncinya. Inilah alasan mengapa itu menyelamatkan dunia. Dan kuncinya adalah jika kita bisa menerima bahwa dunia ini benar-benar keparat dan itu tidak apa-apa, karena memang seperti itu, dan akan seperti itu adanya. Dengan tidak ambil pusing ketika Anda merasa buruk, berarti Anda memutus Lingkarang Setan; Anda berkata pada diri sendiri, Saya merasa sangat buruk, tapi terus kenapa! Apa pedulimu?"-Hlm. 9

Lebih lanjut, Manson memaparkan yang dimaksud dengan bodo amat.

“Masa bodo atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatLetak kekuatan buku ini ada di dalam isinya. Isinya sangat padat, mengulas tentang fakta-fakta kehidupan dan nyeleneh. Berbeda dengan buku self improvment lainnya. Yang saat kita membaca buku-buku tersebut, kita merasa diberikan motivasi-motivasi sehingga merasa baik. Namun berbeda sekali dengan buku Manson, kita akan di bawa menjelajahi fakta kehidupan yang menyakitkan, di bawa tertawa, mengerutkan dahi hingga mendengus. Mark mempercayai hukum kebalikan milik  filsuf Alan Wates.u tindakan.” -hlm 14

Letak kekuatan buku ini ada di dalam isinya. Isinya sangat padat, mengulas tentang fakta-fakta kehidupan dan nyeleneh. Berbeda dengan buku self improvment lainnya. Yang saat kita membaca buku-buku tersebut, kita merasa diberikan motivasi-motivasi sehingga merasa baik. Namun berbeda sekali dengan buku Mark, kita akan di bawa menjelajahi fakta kehidupan yang menyakitkan, di bawa tertawa, mengerutkan dahi hingga mendengus. Mark mempercayai hukum kebalikan milik  filsuf Alan Wates.

“Hukum kebalikan, intinya adalah semakin kuat anda berusaha merasa baik setiap saat, anda akan merasa semakin tidak puas, karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama anda tidak baik.” -hal 10

Mark memberikan contoh tentang seseorang yang mati-matian berusaha ingin kaya, sesungguhnya ia akan merasa miskin dan tidak berharga, terlepas dari penghasilan anda sesungguhnya.

“Hasrat untuk mengejar semakin banyak penglaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negative. Sebaliknya, secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negative justru merupakan sebuah pengalaman positif” hlm-10

“Filsuf eksistensialisme Albert Camus menyatakan bahwa : Anda tidak akan pernah bahagia jika anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan, anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan. Dengan kata lain : Jangan berusaha.”

Buku pengembangan diri yang anti mainstream. Jika kita pernah membaca buku self improvement lain, yang sering kita jumpai adalah kata-kata positif seperti “Jangan menyerah!”, “Tetap berusaha”, dan lainnya. Namun di dalam buku ini sebaliknya, buku ini berisi kata-kata yang mungkin kita tidak ingin mendengarnya seperti “Jangan berusaha!”, “Anda tidak istimewa” dan sebagainya. 

Di dalam buku self improvement lain kita akan mendapatkan kiat-kiat hidup sukses dan bahagia, namun dalam buku ini kita seakan akan bangun dari mimpi-mimpi indah, kita seolah-olah di tampar dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah kita bayangkan.  Bukan pertanyaan “Apa impian terbesar anda” melainkan “Rasa sakit apa yang ingin anda tahan?”, “Derita apa yang ingin anda hadapi”, pertanyaan-pertanyaan itulah yang ada dalam buku ini. 

Mark berpendapat bahwa banyak orang yang ingin mendapatkan kesuksesan namun sesungguhnya mereka tidak benar-benar menginginkannya karena mereka tidak mau berusaha untuk menahan kesakitan atau derita. Dan kenyataannya jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh tangisan dan rasa malu.

“Kita selalu menjatuhkan pilihan, entah kita sadari atau tidak selalu.”- hlm. 112

Hidup adalah sebuah pilihan. Dan penyataan di atas merupakan kenyataan bahwa tidak ada yang namanya tidak peduli. Sejatinya tidak peduli tentang apa pun adalah bentuk kepedulian terhadap sesuatu.

“Ketakutan akan kematian menandakan ketakutan akan kehidupan. Seseorang yang hidup secara paripurna, siap mati kapan saja.

Kutipan ini merupakan kutipan yang paling saya sukai, karena melalui buku ini Mark mengajak kita untuk lebih berani dalam menghadapi hidup, dan sejatinya ketakutan akan kematian merupakan ketakutan dalam kehidupan. Secara tidak langsung Mark mengajak kita untuk mengingat kematian, agar berani menghadapi ketakutan dan ketidakpastian dalam hidup.

Perlu diketahui bahwa buku ini adalah buku yang diperuntukkan untuk orang dewasa (17+) karena dalam buku ini Mark menggunakan bahasa yang terkesan kurang sopan dan tidak layak untuk dijadikan bahan bacaan anak-anak. Buku ini membahas  kehidupan orang dewasa yang cukup kompleks. Mark menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan biasannya, sehingga kita bisa sesat dalam mencerna. Namun, jangan khawatir, Mark membungkus tulisannya dengan cerita humor dan cukup menghibur.   Buku ini cocok untuk dibaca oleh orang yang baper (terlalu memikirkan apa kata orang lain), takut salah, takut menjalani hidup, khawatir berlebihan, takut menghadapi ketidakpastian. Buku ini membantu melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun