Mohon tunggu...
Rofita Ayuni
Rofita Ayuni Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Biasa

Berbagi Manfaat untuk Sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resensi Buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat!"

2 Juni 2020   15:15 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:52 6932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Photo by : www.Gramedia. com

“Hukum kebalikan, intinya adalah semakin kuat anda berusaha merasa baik setiap saat, anda akan merasa semakin tidak puas, karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama anda tidak baik.” -hal 10

Mark memberikan contoh tentang seseorang yang mati-matian berusaha ingin kaya, sesungguhnya ia akan merasa miskin dan tidak berharga, terlepas dari penghasilan anda sesungguhnya.

“Hasrat untuk mengejar semakin banyak penglaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negative. Sebaliknya, secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negative justru merupakan sebuah pengalaman positif” hlm-10

“Filsuf eksistensialisme Albert Camus menyatakan bahwa : Anda tidak akan pernah bahagia jika anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan, anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan. Dengan kata lain : Jangan berusaha.”

Buku pengembangan diri yang anti mainstream. Jika kita pernah membaca buku self improvement lain, yang sering kita jumpai adalah kata-kata positif seperti “Jangan menyerah!”, “Tetap berusaha”, dan lainnya. Namun di dalam buku ini sebaliknya, buku ini berisi kata-kata yang mungkin kita tidak ingin mendengarnya seperti “Jangan berusaha!”, “Anda tidak istimewa” dan sebagainya. 

Di dalam buku self improvement lain kita akan mendapatkan kiat-kiat hidup sukses dan bahagia, namun dalam buku ini kita seakan akan bangun dari mimpi-mimpi indah, kita seolah-olah di tampar dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah kita bayangkan.  Bukan pertanyaan “Apa impian terbesar anda” melainkan “Rasa sakit apa yang ingin anda tahan?”, “Derita apa yang ingin anda hadapi”, pertanyaan-pertanyaan itulah yang ada dalam buku ini. 

Mark berpendapat bahwa banyak orang yang ingin mendapatkan kesuksesan namun sesungguhnya mereka tidak benar-benar menginginkannya karena mereka tidak mau berusaha untuk menahan kesakitan atau derita. Dan kenyataannya jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh tangisan dan rasa malu.

“Kita selalu menjatuhkan pilihan, entah kita sadari atau tidak selalu.”- hlm. 112

Hidup adalah sebuah pilihan. Dan penyataan di atas merupakan kenyataan bahwa tidak ada yang namanya tidak peduli. Sejatinya tidak peduli tentang apa pun adalah bentuk kepedulian terhadap sesuatu.

“Ketakutan akan kematian menandakan ketakutan akan kehidupan. Seseorang yang hidup secara paripurna, siap mati kapan saja.

Kutipan ini merupakan kutipan yang paling saya sukai, karena melalui buku ini Mark mengajak kita untuk lebih berani dalam menghadapi hidup, dan sejatinya ketakutan akan kematian merupakan ketakutan dalam kehidupan. Secara tidak langsung Mark mengajak kita untuk mengingat kematian, agar berani menghadapi ketakutan dan ketidakpastian dalam hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun