Dalam tahun ini, kota Waikabubak, tercatat sebagai salah satu dari tiga kota kecil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diberi rapor merah. Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat ini dinilai dengan predikat "Kota Kecil Terkotor".
Hal ini berarti bahwa tiga kota kecil lainnya di daratan Pulau Sumba yaitu  Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur dan Waibakul, ibu kota Kabupaten Sumba Tengah, relatif lebih bersih. Ya sekurang-kurangnya kurang kotor.
Untuk ukuran Pulau Sumba, secara geografis, Waikabubak terletak di dataran tinggi. Bisa dibilang termasuk daerah pedalaman. Jauh dari pesisir pantai. Cukup sejuk pada siang hari, tapi dingin pada saat pagi, sore dan malam hari.
Waikabubak, tiga dekade lebih yang lalu, adalah pusat pemerintahan dan perdagangan (pertokoan dan pasar) serta perhotelan dan rumah makan. Tapi kini, Waikabubak adalah pusat perdagangan, perhotelan dan rumah makan. Sedangkan pusat pemerintahan kabupatennya dan pasar inpres berada di daerah Weekarou.
Kota Waikabubak ini memang unik. Ia berada di tengah-tengah kampung adat, seperti Tarung, Lete Malona, Tarona, Jaga Ngara, Praiijing dan lain-lain. Ia juga berada di tengah-tengah daerah persawahan.
Juga di pagi dan sore hari masih terlihat gerombolan kerbau dari kampung adat yang melintas di jalan-jalan umum dan menyisahkan kotoran atau lumpur. Juga di musim hujan sering melintas hand traktor di jalan-jalan umum yang pergi pulang membajak sawah dan menyisahkan lumpur.
Belum lagi kesadaran warganya yang masih rendah terkait kebersihan lingkungannya. Sehingga sampah-sampah rumah tangga berserakan di pinggir-pingir jalan umum. Diperburuk juga oleh kurangnya sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah.
Jadi dapat dimaklumi jika Waikabubak diberi predikat sebagai salah satu Kota Kecil terkotor di NTT.
Predikat rapor merah tersebut merupakan ironi yang sadis. Mengingat Pulau Sumba sebagai destinasi dunia yang sedang naik daun.
Sebagaimana kita tahu bersama bahwa selama dua tahun berturut-turut (2016 dan 2017), Nihi Watu, pantai dan hotelnya adalah Nomor Satu Terbaik di dunia dalam jajaran 100 Hotel Terbaik Dunia. Hotel ini terdapat di Kabupaten Sumba Barat, tepatnya di Kecamatan Wanu Kaka.
Di samping itu, dalam Ajang Pesona Indonesia pada tahun 2016, Pasola Sumba, termasuk Pasola Wanu Kaka, Lamboya, Gaura, Kabupaten Sumba Barat dan Pasola Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, dinobatkan sebagai Runner Up atraksi budaya terpopuler dunia.
Belum lagi pada tahun 2018, Pulau Sumba dinobatkan sebagai salah satu dari tiga puluh tiga pulau Terindah di Dunia, sebagamana telah dilansir oleh Majalah FOCUS Jerman, Februari 2018.
Predikat rapor merah tersebut, tidak membuat masyarakat dan pemerintah setempat berkecil hati. Tapi menjadi pemicu untuk mulai berbenah diri terkait dengan penataan kebersihan Kota Waikabubak.
Selamat untuk Waikabubak yang sedang bersolek. Mudah-mudahan akan menjadi Kota Kecil Terbersih dan Terindah serta meraih penghargaan Adipura pada masa yang akan datang.
Tambolaka, 7 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H