Laki-laki hampir separuh baya duduk tepat di samping kiri temanku. Ia sedang ngobrol dengan temanku. Perempuan sudah dewasa tapi belum dikaruniai anak dalam perkawinannya. Mereka sama-sama tampak bersemangat, meski goyangan kapal cepat akibat diulik ombak mulai bikin mual perutku.
"Kau tahu tidak Rambu mengapa saya sangat bersemangat untuk pergi ke Rote?" tuturnya dengan nada tanya. Saya mendengar cukup jelas, karena posisi dudukku di samping kanan Rambu, nama temanku ini.
"Mana saya tahu," timpal Rambu. "Tapi kalau saya kira-kira sih, paling-paling kamu mau pergi ketemu itu perempuan Rote yang minta difoto terus tahun lalu," sambung Rambu humor, karena ia tahu laki-laki itu sangat hobi bicara tentang perempuan. Otak dan mulutnya hanya dipenuhi sekitar cerita perempuan saja.
"Kamu memang cerdas," kata laki-laki itu.
"Dasar buaya. Sudah tua bangka juga masih saja pikir perempuan lain. Yang sudah punya suami lagi. Hati-hatilah di sana bro. Bisa-bisa kamu tidak pulang," gurau Rambu. Mereka pun sama-sama tertawa.
***** *****
Di Nihi Watu, Hotel Terbaik Nomor Satu Dunia, di Sumba Barat, tahun sebelumnya, perempuan Rote yang memang cantik itu, selalu bersama-sama dengan laki-laki itu. Perempuan ini tipikal tenang namun sangat senang mengabadikan dirinya di setiap spot Nihi Watu yang asri. Sementara laki-laki itu mahir membidikkan kameranya dengan kualitas gambar yang prima.
"Om tolong ambil gambar saya di posisi ini ya," pinta perempuan itu di setiap spot yang disukainya.
"Siap. Tapi kalau saya atur sedikit posenya supaya hasilnya bagus jangan marah ya," respon laki-laki itu. Ini sebetulnya hanya intriknya untuk sentuh-sentuh sedikit perempuan itu.
"Boleh om," kata perempuan itu.
Laki-laki itu pun punya kesempatan untuk memegang tangan, bahu dan dagu perempuan itu. Tanpa ada perasaan lain yang dirasakan oleh perempuan itu. Tapi laki-laki itu, merasa GR, seolah-olah perempuan itu menyukainya.
"Nanti foto-foto saya tolong dikirim ya om," pinta perempuan itu.
"Saya akan kirim," jawab laki-laki itu.
***** *****
Setelah dua jam berlayar, kapal cepat sandar di Dermaga Ba'a. Saat itu masih pagi. Dari Ba,a, kami hendak memburu pantai-pantai indah Rote Ndao di  Rote Barat. Dua jam kemudian travel yang kami tumpangi sudah merapat di pantai Nemberala.
Kami segera berhamburan ke pantai untuk menikmati pesona Nemberala. Namun laki-laki itu masih menebarkan pandangannya ke kerumunan orang. Sepertinya ia sedang mencari seseorang.
Beberapa menit kemudian ia mendekati Rambu. Saat diajak foto bersama ia seperti enggan.
"Hey, laki-laki tua ko galau. Macam anak muda saja," sapa Rambu kepada laki-laki itu.
"Bukan galau, tapi perempuan itu tidak kelihatan di pantai ini," kata laki-laki itu penasaran.
"Memangnya dia ada janjian dengan kamu ketemu di sini?" tanya Rambu.
"Iya, katanya ketemu di Nemberala," jawabnya tanpa ekspresi.
"Sabar saja tua, dia akan datang bersama suami dan anaknya. Ayo foto-foto dulu," ajak Rambu bergurau.
"Ya ya ya!!!" respon laki-laki itu. Tapi dalam hati ia tidak inginkan kalau perempuan itu datang dengan keluarganya. Karena ia tidak punya kesempatan lagi untuk bersama-sama lebih lama dengan perempuan itu.
Setelah selfi di Nemberala, mereka menuju pantai Bo'a. Dari Bo,a mereka lanjut ke Laguna air laut Nirwana. Mereka tiba kembali di Nemberala menjelang sore. Di sini mereka ingin menikmati keindahan Sunset khas Nemberala yang terkenal itu. Sampai sunset muncul dan berangsur-angsur bersembunyi di bali ombak di sudut cakrawala pun perempuan Rote itu pun tak kunjung datang.
"Berarti dia tidak datang Rambu," tutur laki-laki itu.
"Kamu saja yang gila. Masa kamu janjian ketemu dengan isteri orang di pantai. Harusnya kamu kunjungi di rumahnya. Supaya kamu tidak dianggap berniat nakal," balas Rambu karena sudah mulai jengkel dengan perilaku temannya itu.
"Kalau begitu foto-fotonya di Nihi Watu dalam album ini, saya simpan di pantai ini saja ya!" katanya penuh kecewa.
"Kamu pikul terus saja," kata Rambu ketus.
Mereka pun segera bergegas meninggalkan Rote Barat saat menjelang magrib. Di pantai Nemberala tadi, diam-diam laki-laki itu membiarkan album foto perempuan Rote itu.
Tambolaka, 4 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H