"Tidak percaya ya. Dia sering tanya-tanya tentang kamu sama saya," kata temannya memberi keyakinan kepada Rangga Mone.
Rangga Mone pun menjadi teringat kejadian beberapa hari sebelumnya, saat seorang gadis adik angkatan di fakultasnya mengunjunginya. Gadis cantik asal Jawa Tengah ini sangat akrab dan manja kepadanya. Pakai Cipika Cipiki lagi. Setelah teman Rangga Mone ini pulang, gadis bungsu itu mengurung diri di kamar dan saat bangun di pagi hari cemberut terus serta tidak mau minta bantuan Rangga Mone lagi untuk mengantarnya belanja di pasar.
Waktu itu Rangga Mone merasa ada sesuatu yang ganjil. "Mengapa hari ini, sikapnya begitu aneh," tanya Rangga Mone kepada teman mahasiswinya.
"Kayaknya gara-gara adik angkatanmu yang datang kemarin," komentar temannya.
"Masa sih. Tolong dijelasin dong apa adanya kepadanya. Kasihan anak gadis orang kalau stress. Mereka sangat baik sama kita," pinta Rangga Mone.
Sehari kemudian, sikap gadis bungsu ini kembali seperti biasa. Penuh semangat dan ceria kembali.
***** *****
Sekitar dua bulan kemudian, Rangga Mone dan teman-temannya, datang kembali di dusun Sambeng Kaleh. Mereka datang untuk mengikuti hajatan di rumah keluarga tempat tinggal mereka selama KKN. Mereka hadir atas undangan anak sulung keluarga tersebut.
Sementara hajatan berlangsung, anak kedua dari keluarga tersebut, sempat bergurau. "Hari ini ayah dan ibu sepertinya sangat berbahagia. Karena tiga orang anak mantunya hadir semua," tuturnya tanpa beban sambil tertawa.
"Anak mantu yang satu yang mana ya?" tanya  warga dusun yang hadir.
"Ada saja. Nanti akan kenal juga," sambung putri pertama keluarga itu.