Setelah kembali dari desa di wilayah selatan Kota Pelajar, kos Rangga Mone makin sering dikunjungi oleh teman-teman barunya. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswi dari fakultas yang berbeda dan satu kelompok dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa. Mereka datang ke kosnya dalam rangka menyusun laporan hasil KKN.
Disamping teman-teman kelompok KKN-nya, ada juga teman-temannya dari desa lokasi KKN selama dua bulan penuh. Mereka adalah para pemuda karang taruna dari desa yang kangen dengan Rangga Mone.
Satu-satunya pemudi dari desa yang sering mengunjungi Rangga Mone adalah anak dari sebuah keluarga, tempat tinggal Rangga Mone dan teman-teman satu kelompoknya. Gadis cantik ini adalah mahasiswi pada salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Pelajar. Setiap kali gadis berhijab ini datang selalu tidak lupa membawa oleh-oleh makanan khas pedesaan.
Suatu hari, ibu kos dan anak gadisnya yang masih SMA, Â menggoda Rangga Mone, setelah gadis mahasiswi itu pulang. "Huh, cewek mas Rangga itu, cuantik banget ya!" kata ibu kosnya.
"Itu cewek mas Rangga yang satu, yang namanya Mbak Tari, juga cuantik lho bu!" tutur putrinya.
"Lebih cuantik yang berkerudung itu lho nduk! Hampir mirip kamu," timpal ibu kos kepada putrinya.
"Ahhh, ibu ini. Nanti mas Rangga bingung lho bu," respon putrinya.
"Bukan bu, bukan bu, bukan bu. Itu bukan cewek saya. Itu teman saja. Yang ade bilang itu yang cewek saya bu," kata Rangga Mone memberi klarifikasi.
"Tapi itu cewek yang ibu bilang, kayaknya suka banget sama mas Rangga," tutur ibu kos.
Sambil tersenyum malu, Rangga Mone segera menghindar dari ibu kosnya. Tapi ibu kos dan anak gadisnya terus saja menggodanya, sampai Rangga Mone cukup jauh jaraknya dan tidak sempat lagi mendengarkan godaan ibu kos dan putrinya.
***** *****