***** *****
Dalam perjalanan pulang di atas becak malam minggu itu, pacar sahabatnya seperti kikuk karena merasa bersalah kepada Rangga Mone. Apakah memang karena sudah dewasa atau supaya dianggap dewasa, Rangga Mone dengan nada suara tenang mengatakan, "Tak usah kamu merasa bersalah. Saya sendiri senang melihat mereka tadi sedang bahagia. Artinya, Tari Mbuku tidak ada masalah lagi. Mungkin dia sudah ikhlas menerima pacarnya apa adanya."
"Saya mohon maaf kak. Tidak seperti itu yang kita lihat tadi kak. Saya tahu betul tentang Tari Mbuku. Dia sahabat saya. Dia selalu lari dan sembunyi di kos saya. Ia terus menangis karena stress," Â kata pacar sahabatnya.
"Tak usah dijadikan beban. Biasa sajalah. Hidup itu memang begitu. Kadang-kadang stress dan kadang-kadang bahagia," timpal Rangga Mone, asal komentar saja.
Becak berhenti di depan kos pacar sahabatnya. Sahabatnya sedang berbaring di karpet kamar kos pacarnya. Setelah diajak masuk, Rangga Mone ikut berbaring di samping sahabatnya.
Di sini mereka ngobrol apa adanya tentang kunjungan mereka ke kos Tari Mbuku. Malam terus melaju, khawatir akan ditegur oleh ibu kos, Rangga Mone dan sahabatnya, segera pamit pulang.
***** *****
Tanpa sepengetahuan pacar sahabatnya, entah karena alasan sudah terlanjur basah mandi sekalian atau tertantang mau membuktikan kisah pacar sahabatnya kepadanya tentang keadaan Tari Mbuku atau sudah mulai bertunas kembali perasaan sukanya terhadap Tari Mbuku, suatu siang Rangga Mone mampir di kos Tari Mbuku. Ini merupakan kunjungannya yang kedua kalinya, setelah beberapa hari kunjungan pertama malam minggu itu bersama pacar sahabatnya.
Saat itu pintu kamar Tari Mbuku nyaris tertutup. Rangga Mone mengetuk pintu dan mengucapkan selamat siang. Dari balik pintu kamar ada balasan selamat siang dengan nada sangat kaget dan seperti baru turun dari tempat tidur.
Tari Mbuku sekilat mungkin membuka pintu. "Ayo masuk kak," kata Tari Mbuku dengan gemetar dan salah tingkah.
Rangga Mone, enggan masuk, karena ada laki-laki yang ditemuinya malam minggu itu yang masih sedang duduk di bimbir tempat tidur. Ia juga salah tingkah dan wajahnya kurang senang, karena mengganggu waktu kebersamaan mereka, saat sedang pacaran.