Makna Bentuk Mamoli
Apa makna dari Mamoli yang  berbentuk rahim? Dipastikan belum banyak orang yang memahami hal ini, termasuk jika ditanyakan kepada orang Sumba kebanyakan.
Bentuk rahim pada Mamoli sesungguhnya mempunyai makna simbolik yang sangat dalam. Mamoli adalah simbol ungkapan perhargaan yang tertinggi dan terhormat kepada kaum perempuan (Sumba). Rahim seorang perempuan adalah sumber kesuburan dan kehidupan manusia baru, generasi penerus kehidupan di muka bumi.
Mamoli juga adalah simbol keyakinan orang Sumba berkaitan misteri penciptaan yang ilahi. Sesuai kepercayaan asli mereka yaitu Marapu, yang ilahi itu dikenal dengan sebutan Mori Mawolo Marawi, yang artinya Tuhan yang Membentuk dan Memulai Penciptaan manusia baru, sebagai generasi pewaris keturunan mereka.
Ketika proses belis tuntas yang kemudian diikuti dengan pindahnya pengantin perempuan dari sisi suku orangtuanya ke sisi suku orangtua pengantin laki-laki, maka dengan sendiri "rahim yang hidup" telah pindah suku. Dalam kondisi ini, orangtua pengantin perempuan tentu merasa kehilangan dan sedih. Oleh karena itu, untuk menghibur orangtua perempuan maka diberikanlah penggantinya, meskipun tidak setara, yaitu mahar "rahim logam mulia" yang disebut Mamoli. Dalam istilah Pater Robert Ramone, C.Ss.R, seorang budayawan Sumba, sebagai penghibur duka lara hatinya (Ela poma wani a atina).
Jika dicermati, Mamoli dapat  menunjukkan kisah sejarah dan derajat peradaban nenek moyang orang Sumba. Kita tahu bahwa orang Sumba tempo dulu belum berpendidikan atau buta huruf. Dilihat dari bentuk Mamoli, tentu sangat sulit untuk membuatnya. Nah, darimana mereka tahu cara menempanya? Kita tahu juga bahwa Sumba bukan penghasil emas dan perak. Nah, dari mana juga mereka memperolehnya?
Banyak orang yang memperkirakan bahwa orang Sumba mengenal Mamoli sejak masa penjajahan Belanda. Perkiraan ini kurang kuat karena sebelum Belanda menjajah Sumba, pedagang-pedagang bangsa luar nusantara dari Inggris dan Portugis serta Cina dan Arab sudah masuk keluar Sumba untuk membeli kayu cendana dan gaharu serta kayu kuning. Bahkan sebelumnya lagi orang Sumba sudah punya hubungan dagang dengan orang-orang Madagaskar.Â
Sedangkan dalam wilayah nusantara sendiri, orang Sumba sudah punya hubungan dagang dengan orang-orang Jawa dan Makasar. Dan ketika menguasai Sumba, Belanda sudah menagih pajak dalam bentuk uang pounsterling (uang keping emas) dari rakyat Sumba.
Seandainya kita menganggap benar bahwa orang Sumba mengenal dan tahu menempa perhiasan Mamoli dari bangsa-bangsa di atas, lantas mengapa Mamoli hanya ada di Sumba? Kalau emas dan perak sih bisa saja berasal dari bangsa-bangsa di atas.