Â
Penggunaan herbisida oleh para petani kita di lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, tampaknya terus makin meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan, seiring dengan makin mewabahnya produksi dan promosi produk tersebut, maka penggunaannya cenderung makin tidak terkendali. Inilah fakta kita saat ini.
Fakta ini sangat mencemaskan bagi keberlangsungan hidup kita sebagai manusia. Sebab, herbisida ibaratnya pisau bermata dua. Menguntungkan dari sisi ekonomi dan dapat merugikan dari sisi lingkungan dan kesehatan manusia.
Herbisida, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Apa itu herbisida, tanaman pangan dan hortikultura? Secara sederhana, herbisida adalah obat kimia dan non kimia yang berfungsi sebagai racun untuk membasmi atau mematikan rumput. Pada lahan pertanian, sawah atau ladang, rumput disebut gulma, tumbuhan yang tidak dibutuhkan kehadirannya dan mengganggu pertumbuhan tanaman utama.
Tanaman pangan adalah komoditi pertanian yang meliputi padi, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Sedang hortikultura adalah tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan.
Tanaman pangan dan hortikultura ini, kecuali bunga-bungaan untuk taman, adalah sumber kebutuhan dasar hidup kita. Tanpa tanaman tersebut, tentu tidak mudah bagi kita untuk mempertahankan kelangsungan hidup kita.
Dominan di Ladang
Penggunaan herbisida sekarang ini, sangat dominan di lahan pertanian ladang atau kebun atau tegalan. Artinya, pengguna utama herbisida adalah para petani yang bercocok tanam pada lahan kering. Bukan berarti bahwa para petani yang bercocok tanam di lahan basah, seperti sawah, tidak menggunakannya.
Mengapa penggunaan herbisida dominan di ladang? Jawabannya sederhana, supaya memudahkan dalam mengendalikan gulma. Kita tahu bersama bahwa menjadi petani ladang itu sangat berat. Terutama dalam pemeliharaan tanaman utama, sangat sulit untuk membersihkan (menyiang) gulma.
Di ladang, antara tanaman utama dan gulma bersaing ketat pertumbuhannya, mulai dari saat tanam sampai panen. Kehadiran gulma sangat merugikan terhadap kesuburan dan produksi tanaman utama. Jika gulma banyak maka tanaman utama merana dan produksinya rendah serta bisa juga gagal. Oleh karena itu gulma harus dikendalikan.