Siapa yang tidak mengenal Bunga Sakura. Bunga dengan nama ilmiah prunus serrulataini tergolong legendaris di dunia. Ia adalah salah satu icon kebanggaan masyarakat di negeri Jepang.
Bunga serupa sakura Jepang tersebut, ternyata juga ada di Indonesia. Ada di Jawa, seperti Magelang. Ada di Sumatera, tepatnya di Batam. Dan juga ada di Bali.
Menariknya, bunga serupa juga ada di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Aneh memang, karena iklim Jepang dan Sumba sangat signifikan, berbeda jauh. Iklim Jepang dingin dan bersalju. Sementara Iklim Sumba tergolong ekstrim. Panas menyengat, dengan musim kemaraunya yang panjang sekitar 8-9 sembilan bulan dan musim hujannya hanya sekitar 3-4 bulan.
Ini bukan hanya mimpi. Apalagi fatamorgana. Meminjam istilah artis cantik manja, Syahrini, sungguh nyata dan sesuatu ... !!!
Bahkan di sekitar Kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Seperti di halaman Mako Brimob  Subden 3 Den A Pelopor Waingapu, hanya sekitar 5 kilometer dari jantung kota Waingapu ke arah barat, menuju wilayah tiga kabupaten yaitu Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Uniknya, jika pohon sakura di Jepang berbunga pada musim semi, selepas musim dingin, bulan Maret, pohon sakura di Sumba justeru berbunga pada musim kemarau sekitar bulan September dan Oktober. Aneh tapi nyata, bukan!
Ketika saatnya mekar, bunga sakura tampak sangat banyak dan mengatupi daun-daun hijau pohon sakura. Sehingga seolah-olah pohon sakura tidak memiliki daun lagi.
Performance warna-warninya sangat indah. Terlihat didominasi oleh warna-warni ping atau merah mudah dan putih. Juga memancarkan wewangian, harum khas bunga sakura Sumba.
Dari manakah asal-usul bunga sakura Sumba itu? Menurut Anies Djoe, mantan ajudan Wakil Bupati Sumba Timur, Emanuel Babu Eha, yang kini menjadi anggota DPD RI, dibawa oleh Tentara Jepang ketika menduduki Pulau Sumba.
"Konon, Tentara Jepang menyebarkan biji sakura di pesisir pantai utara, jalur yang mereka lewati ketika memasuki Pulau Sumba," jelas Anis Djoe, yang juga mantan ajudan dari mantan Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete.
Kisah asal-usul bunga sakura Sumba tersebut, bisa saja ada benarnya. Karena faktanya, Sumba memang merupakan bagian dari wilayah Indonesia, yang pernah dijajah Jepang.
Meskipun bunga sakura Sumba tersebut, menyisahkan sejarah pedih pernah dijajah Jepang, namun eksistensinya di bumi Sumba sekarang ini, sejalan dengan geliat kemajuan pariwisata Indonesia dan khususnya Sumba, telah menjadi aksesoris khas pariwisata Sumba yang unik, indah dan menarik.
Seandainya, bunga Sakura tersebut tidak dibiarkan berkeliaran begitu saja di bumi Sumba, artinya dikembangkan secara serius pada satu area wilayah, tentu akan memberikan panorama unik dahsyat tersendiri. Â
Pohon Sakura tersebut, mempunyai batang yang kokoh dan kuat serta tajuk yang besar-lebar. Karena pohonnya kuat, maka juga bermanfaat sebagai bahan (material) bangunan rumah masyarakat Sumba. Kayunya bisa digunakan sebagai tiang rumah. Tentu yang umurnya sudah cukup. Banyak juga manfaatnya bukan?Â
Nah, jika Anda ingin menikmati indahnya bunga sakura, mengapa harus berencana ke Jepang. Kalau berkenan, ubahlah haluan perjalanan pariwisata Anda, menuju pulau pinggiran terselatan Indonesia, di Sumba. Apalagi pulau ini, kini telah dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman sebagai salah satu pulau terindah di dunia.
Rofinus D Kaleka *)
Tana Kombuka, 28 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H