"Konon, Tentara Jepang menyebarkan biji sakura di pesisir pantai utara, jalur yang mereka lewati ketika memasuki Pulau Sumba," jelas Anis Djoe, yang juga mantan ajudan dari mantan Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete.
Kisah asal-usul bunga sakura Sumba tersebut, bisa saja ada benarnya. Karena faktanya, Sumba memang merupakan bagian dari wilayah Indonesia, yang pernah dijajah Jepang.
Meskipun bunga sakura Sumba tersebut, menyisahkan sejarah pedih pernah dijajah Jepang, namun eksistensinya di bumi Sumba sekarang ini, sejalan dengan geliat kemajuan pariwisata Indonesia dan khususnya Sumba, telah menjadi aksesoris khas pariwisata Sumba yang unik, indah dan menarik.
Seandainya, bunga Sakura tersebut tidak dibiarkan berkeliaran begitu saja di bumi Sumba, artinya dikembangkan secara serius pada satu area wilayah, tentu akan memberikan panorama unik dahsyat tersendiri. Â
Pohon Sakura tersebut, mempunyai batang yang kokoh dan kuat serta tajuk yang besar-lebar. Karena pohonnya kuat, maka juga bermanfaat sebagai bahan (material) bangunan rumah masyarakat Sumba. Kayunya bisa digunakan sebagai tiang rumah. Tentu yang umurnya sudah cukup. Banyak juga manfaatnya bukan?Â
Nah, jika Anda ingin menikmati indahnya bunga sakura, mengapa harus berencana ke Jepang. Kalau berkenan, ubahlah haluan perjalanan pariwisata Anda, menuju pulau pinggiran terselatan Indonesia, di Sumba. Apalagi pulau ini, kini telah dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman sebagai salah satu pulau terindah di dunia.
Rofinus D Kaleka *)
Tana Kombuka, 28 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H