Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Kepahlawanan dalam Pembangunan Pertanian

22 Desember 2017   23:24 Diperbarui: 22 Desember 2017   23:32 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

OlehRofinus D Kaleka

SAMPAI dengan momentum peringatan Hari Pahlawan, 10 Nopember 2017 lalu, negara dan bangsa Indonesia telah melewati rentang masa kemerdekaan lebih dari 72 tahun. Predikatnya sebagai salah satu negara macan agraris di dunia, belum bergeser. Sektor pertanian, masih terus dipacu akselerasinya untuk dibangun sebagai kiat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,.

Namun demikian sampai sekarang ini, negara dan bangsa kita, belum dapat berswasembada untuk memenuhi kebutuhan pangan dasar (primer) domestik. Pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran) khususnya, negara dan bangsa kita masih terus melakukan impor produksi komoditi tanaman pangan (beras, jagung, kacang-kacangan) dan hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran, minus bunga-bungaan).

Imbasnya jelas, pasar domestik kita belum bisa bersih dari produksi tanaman pangan dan hortikultura manca negara. Meskipun harganya relatif lebih mahal, mau tidak mau, untuk memenuhi kebutuhan pangannya, masyarakat terpaksa harus membelinya. Dari kalkulasi ekonomi sesungguhnya adalah inefisiensi atau terjadi pemborosan.

Menggemaskan dan Memalukan

Fakta di atas jelas merupakan ironi yang menggemaskan dan memalukan bagi kita. Sebagai salah satu raksasa agraris di dunia, sangat tidak elok jika negara dan bangsa kita masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan pangan domestik dengan jalan melakukan impor produksi komoditi pangan dari manca negara.

Dilihat dari logika akal sehat, dengan kekuatan potensi sektor pertanian dan  demografi yang ada, serta kebijakan politik pembangunan yang sangat mendukung, seharusnya negara dan bangsa kita yang melakukan ekspor produksi komoditi pertanian ke manca negara. Sehingga mendatangkan devisa yang dapat mendongkrak peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara dan bangsa kita, yang pada gilirannya berkontributif positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat kita.

Faktor Penyebabnya        

Kita tahu betul bahwa dukungan kebijakan alokasi anggaran oleh pemerintah dan DPR serta juga NGO terhadap sektor pertanian dari waktu ke waktu sangat luar biasa untuk pengadaan fasilitas sarana dan prasarana pendukung seperti waduk, embung, saluran irigasi, alat mesin pertanian, dan balai perbenihan / pembibitan. Disamping itu, juga terus dilakukan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia penggerak sektor pertanian. Demikian juga terus dilakukan penataan dan pemberdayaan kelembagaan pertanian. Semua yang dilakukan ini seolah-olah hanya sia-sia belaka. Ada apa sebetulnya dengan pembangunan pertanian kita?

Pekerjaan Berat     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun