Ketika menyebut nama Umbu Landu Paranggi, kecuali putrinya, tiga kawan yang lain, hanya mendengarkan sambil lalu saja. Maklum, mungkin mereka kurang mengenal siapakah sesungguhnya Sang Presiden Malioboro itu.Â
Memang dalam jagat kesenian, khususnya kepenyairan di Indonesia, nama Umbu Landu Paranggi sangat tersohor sebagai penyair besar yang legendaris dan telah melahirkan juga penyair-penyair papan atas nasional seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi Ag, Ragil Suwarno Pragolopati, Ebiet G. Ade, dan Imam Budi Santoso.Â
Namun di Sumba sendiri, Â karena sampai saat ini dunia kepenyairan belum mulai berkembang, maka menyebut nama Umbu Landu Paranggi sepi-sepi saja. Â
Langkah kami mulai melemah dan wajah kami pun sudah terlihat layu ketika tiba di perempatan depan Kantor Pos Pusat Yogyakarta. Pertanda kami masih manusia biasa juga. Lemas dan mengantuk sudah sangat terasa. Karena memang waktu sudah makin larut.
Taksi sudah merapat di pinggir trotoar. Lagi-lagi kami menggunakan jasa Grab. Kami segera beranjak pulang ke penginapan. Selamat tinggal Malioboro yang makin cantik. Semoga kami akan datang menjumpaimu lagi dengan wajahmu yang makin cantik. ***
Rofinus D Kaleka, tinggal di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H