Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Ingat dan Lupa

29 Maret 2017   14:32 Diperbarui: 29 Maret 2017   14:42 2316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ dahulu di SMA saya belajar matapelajaran ilmu pengetahuan alam yang setiap hari selalu berhubungan dengan tugas-tugas menghitung tapi ketika kuliah saya  mengambil jurusan psikologi. Waktu semester satu tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas menghitung, 6 bulan saya tidak lagi mengutik-ngutik mengenai hal-hal mengitung. Tiba saat semester dua, ketemu dengan mata kuliah statistika, yang sebenarnya sudah saya dapatkan dulu ketika SMA, materi memang tidak berbeda jauh dengan yang saya pelajari dahulu namun ingatan saya sudah hilang sedikit demi sedikit karena adanya materi-materi baru yang saya terima, dan untuk itu saya mencoba kembali untuk membangkitkan kembali apa yang sudah saya dapatkan dahulu untuk dapat lebih memahami dalam mempelajari statistika ”.

Mengingat memang tidak semudah melupakan, kadang atau bahkan sering kita lebih mudah melupakan sesuatu dari pada mengingat sesuatu. Bukan karena faktor kesengajaan kita lupa terhadap suatu hal kejadian atau mengenai informasi-informasi yang kita dapat, tapi memang bayak faktor yang membuat kita lupa terhadap sesuatu hal. Entah itu karena banyaknya informasi yang masuk dalam memori kita atau bahkan ketidak fokusan kita saat informasi itu masuk dalam memori kita.  

Seperti halnya lupa, proses lupa melalui beberapa proses yang berbagai macam bentuk dan jenisnya, begitu pula ingat. Dalam proses mengingat seseorang juga melalui proses-proses khusus. Baik itu dengan beberapa stimulus terlebih dahulu baru kemudian adanya respon untuk mengingat suatu hal atau dengan cara-cara yang lainnya.

Dalam kajian teori psikologi kognitif memori bersifat rekonstruktif. Otak tidak menyediakan akses intans yang sama persis aslinya, terkadang ada pembiasan-pembiasan yang tak disadari contonya “ ketika dosen berkata “kesadaran adalah kesiagaan (awarness) seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari lingkungan sekitarnya) serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.” Dan setelah itu satu mahasiswa diminta untuk mengulangi kata-kata  yang baru saja dosen tersebut katakan. Salah satu mahasiswa yang di tunjuk dosen mengatakan bahwa “ kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap kejadian lingkungannya, yang meliputi memori, pikiran dan perasaan ”.

Memori dapat pula bersifat konstruktif yang artinya pengalaman sebelum pembentukan memori atau informasi yang didapat setelah dibentuknya memori untuk mengingat suatu peristiwa melebihi pengaruh-pengaruh lain. Pengaruh tersebut dapat membentuk suatu memori baru namun secara faktanya tidak tepat sama. Atau dengan contoh lain yang pernah saya alami “ suatu tes mengingat beberapa kata-kata yang saling berkaitan yaitu kasur, bantal, ngantuk, lelah letih, istirahat, selimut, mimpi, lelap, malam. 

Dan ketika saya diminta untuk mengulangi kata-kata tersebut ada satu kata yang saya sebutkan yang tidak ada dalam rangkaian kata itu, yaitu “tidur”. Dan ketika mahasiswa lain diminta untuk mengulangi kata-kata yang sama seperti yang saya lakukan kebanyakan dari mereka juga melakukan hal yang sama dengan sama saya, yaitu menyebutkan kata tidur ”. Contoh tersebut merupakan bentuk dari memori palsu.

Kemampuan mengingat dan melupakan adalah kemampuan yang sangat penting dan bermanfaat. Lupa buka berarti selalu membawa dampak buruk bagi kita begitupun mengingat juga tidak selalu berdampak positif bagi kita. Sebagai contoh “ saat anda disakiti oleh teman anda, dan hal tersebut sangat menyakiti hati anda sehingga anda merasakan kekecewaan yang sangat mendalam dengan teman anda, kalau anda terus-terusan mengingat kejadian tersebut maka itu akan berakibat buruk pada diri anda nantinya. Bisa jadi karena kekecewaan pada satu teman membuat hati anda tertutup pada teman yang lainnya, disaat inilah lupa menjadi berperan penting untuk anda, karena dengan melupakan hal-hal yang pernah membuat anda sakit hati akan menimbulkan effek-efek positif yang tidak akan pernah anda duga ”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun