Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SPPKB: Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis Anak

5 Mei 2022   15:30 Diperbarui: 12 Mei 2022   01:42 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap pemantapan hasil belajar karena pada tahap akomodasi anak diarahkan agar dapat mengulas pembahasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran. 

6. Tahap Transfer 

Tahap transfer adalah tahap disajikannya permasalahan baru yang setara dengan permasalahan yang sudah diberikan sebelumnya. Tahap ini bertujuan agar anak didik mampu mentransfer kemampuan berpikirnya untuk pemecahan permasalahn baru. Hal yang dapat dilakukan guru dalam tahap ini adalah memberikan tugas yang berkaitan dengan topik yang dibahas. 

Tanpa disadari membangun keterampilan berpikir kritis pada anak sudah sering dilakukan melalui interaksi anak dengan orang tua dalam kegiatan sehari-hari. Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan orang tua guna membantu anak dalam membangun kemampuan berpikir kritis: 

Berikan jeda dan tunggu: berikan anak waktu yang cukup untuk berpikir, seperti mencoba menyelesaikan tugas atau dalam menyampaikan argumentasinya. Ini memberikan kesempatan pada anak agar dapat merenungkan atau memikirkan tanggapan yang akan disampaikan, daripada ia merespon dengan reaksi pertamanya. 

Jangan langsung campur tangan: hal yang perlu dilakukan orang tua yakni menunggu dan memerhatikan anak sebelum terjun dan ikut campur dalam pemecahan permasalahan.

Ajukan pertanyaan terbuka: seringkali orang tua langsung memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan anak. Padahal orang tua dapat memberikan pertanyaan balik kepada anak, ini bertujuan untuk melatih anak berpikir kritis. 

Namun demikian orang tua juga harus tetap menghargai tanggapan anak. 

Bantu anak mengembangkan hipotesis: ketika anak bermain luangkan waktu untuk membentuk hipotesis. Ini juga merupakan latihan keterampilan berpikir kritis bagi anak. 

Mendorong pemikiran dengan cara baru dan berbeda: beri kesempatan anak untuk berpikir berbeda, di mana hal ini juga dapat mengasah keterampilan anak dalam pemecahan permasalahan secara kreatif.

Salam hangat, semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun