Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran STEAM: Menggiring Anak Berpikir Kreatif

17 April 2022   15:59 Diperbarui: 31 Juli 2022   11:44 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ighoz.gurusiana.id

Proses belajar pada anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan kegiatan yang tidak jauh dari anak, yakni bermain. Melalui bermain anak akan praktik dan belajar secara langsung terkait permasalahan yang dihadapinya. 

Pembelajaran STEAM menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan pada proses belajar anak usia dini. STEAM adalah akronim dari Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic. Masing-masing ini memiliki penjelasan yakni: 

Science: adalah proses mencari tahu tentang dunia dan bagaimana cara kerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengeksplorasi, mengumpulkan data, mencari hubungan dan pola. 

Kemudian dapat menghasilkan ide disertai dengan bukti. Science berhubungan dengan bagaimana anak menemukan, mengamati, dan mengidentifikasi tentang sesuatu. 

Tidak hanya itu, anak juga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi serta bagaimana anak berpartisipasi dalam kegiatan menjaga lingkungan sekitarnya. 

Technology: adalah berbagai alat yang telah dirancang guna memenuhi kebutuhan, seperti alat digital komputer, dan sebagainya. 

Pada pembelajaran anak usia dini guru maupun orang tua dapat mengenalkan teknologi sederhana yang dapat mendorong anak agar memiliki kemampuan dalam menggunakan serta mengembangkan sesuai kebutuhannya. Anak dapat mengembangkan secara mandiri ide-ide yang dimiliki melalui alat dan bahan yang sudah ada. 

Engineering: adalah proses dimana alat, sistem, dan struktur dirancang dengan tujuan membantu manusia dalam ememnugi kebutuhannya maupun dalam pemecahan masalah. 

Contohnya jika diterapkan pada pembelajaran anak usia dini antara lain, anak bermain balok, lego, papan-papan, dan sebagainya.   

Art: adalah kegiatan yang memberi fasilitas anak untuk bebas sehingga anak dapat memanipulasi material yang bermacam-macam ddengan cara yang berbeda sesuai imajinasinya. 

Melalui kegiatan ini menjadikan anak dapat untuk bereksplorasi serta bereksperimen sehingga dapat menghasilkan suatu karya. 

Mathematic: adalah mengenalkan konsep matematika pada anak. Konsep matematika tersebut antara lain, besaran (banyak atau jumlah), struktur (bentuk), ruang (sudut dan jarak), pola, dan sebagainya. 

***

Pembelajaran STEAM menggiring anak untuk berpikir kreatif. Pasalnya dalam bereksplorasi anak akan mengamati, kemudian akan muncul pertanyaan, setelah itu mereka akan memprediksi sehingga dapat memecahkan masalahnya. 

Sedangkan guru dalam pembelajaran STEAM berperan sebagai fasilitator yang merancang kegiatan serta menyediakan alat bahan dan media untuk anak. Pembelajaran pada anak harus dirancang secara menyenangkan. 

Oleh karena itu guru harus merancang pembelajaran untuk anak di sekolah sebaik mungkin. Kemudian alat, bahan dan media harus diberikan dengan menarik, begitupun metode pembelajaran juga harus dirancang dengan tepat. Pengaturan ruang dan sebagainya juga perlu diperhatikan, agar pembelajaran terlaksana dengan nyaman. 

Pembelajaran STEAM memuat pembelajaran yang kolaboratif, yakni mengarah pada pemberian motivasi, inovasi untuk mendorong anak menjadi kreatif. Pembelajaran STEAM juga bukan tentang pembelajaran dengan komponen terpisah. Penerapan seluruh komponennya sudah dikemas dalam satu tema pembelajaran yang dilaksanakan. 

Salam hangat, semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun