"Pandanglah anak anda dengan penuh kasih sayang. Hal ini akan membuat selalu yakin dan percaya diri ketika berada di lingkungan sekitar" -ESQ Team
Di suatu sudut halaman TK nampak sekumpulan ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya keluar dari kelas. Percakapan ngalor-ngidul rupanya saling bersahutan antar mereka.Â
Terdapat pula salah seorang ibu yang berbagi cerita tentang pola tidur anaknya tidak teratur, sulitnya ia beradaptasi dengan orang asing, bahkan soal makanan pun ia pilih-pilih. Kemudian ada yang menanggapi bahwa hal yang seperti itu berkaitan dengan temperamen sang anak.Â
Apa itu temperamen?Â
Apabila mendengar kata temperamen mungkin yang terlintas dalam benak kita adalah tentang sebuah kemarahan. Padahal makna dari temperamen sebenarnya tidak hanya soal marah.Â
Melainkan tentang bagaimana seseorang bertingkah laku atau mungkin gaya perilaku manusia dan cara khasnya memberikan tanggapan terhadap orang maupun situasi.Â
Adapun definisi temperamen yang dikemukakan oleh Alport, yakni temperamen merupakan salah satu jenis sifat emosi yang dimiliki oleh seorang individu, reaksi atas rangsangan emosi, kecepatan merespon sesuatu, dan suasana hati. Gejala tersebut tergantung pada diri seseorang dan dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan.Â
Berdasarkan peristiwa yang saya paparkan di awal tadi ternyata terdapat tiga pola temperamen (Chess & Thomas, 1984), yaitu:
- Easy Child (Anak Mudah)Â
Ciri-ciri anak dengan temperamen ini adalah dapat merespon baik dengan hal baru dan perubahan, mudah beradaptasi dengan suasana baru, dan apabila frustrasi ia hanya sedikit rewel. - Difficult Child (Anak Sulit)Â
Anak dengan temperamen ini memiliki ciri-ciri seperti mood intens dan sering negatif, tidur dan makan yang tidak teratur, tidak memberi respon terhadap hal baru, lambat menerima makanan baru, serta apabila frustrasi ia akan sangat rewel. - Slow to warm up (Anak Lambat)Â
Ciri-ciri yang pertama pada anak dengan temperamen ini adalah ia akan bereaksi halus baik positif atau negatif, kemudian ia akan lambat dalam hal memberikan respon terhadap hal baru, intensitas tidur dan makannya di antara anak sulit dan mudah. Selain itu anak akan bertahap dalam menyukai stimuli baru setelah berkali-kali dikenalkan.
Dilansir dari cantik.tempo.co Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog klinis anak menuturkan bagi para orang tua dengan anak bertemperamen difficult tidak perlu berkecil hati. Menurutnya, setiap tipe temperamen memiliki sisi positif dan negatifnya.Â
Menurut definisi temperamen yang merupakan salah satu jenis sifat emosi yang dimiliki seorang individu, maka setiap orang pasti memiliki temperamen yang berbeda-beda dalam menyikapi situasi.Â