Setiap orang pastinya pernah merasa cemas, gelisah, serta perubahan suasana hati yang tidak menentu atau yang saat ini lebih dikenal dengan istilah bad mood. Hal demikian terjadi pada usia remaja atau yang biasa disebut ABG.
Perasaan labil dan tidak menentu akan dialami remaja, terutama pada remaja perempuan yang setiap bulannya mengalami menstruasi. Ketika waktu menstruasi tiba tidak jarang seorang remaja perempuan marah-marah, sedih, dan merasa tidak nyaman dengan keadaan di sekitarnya. Mengapa hal tersebut terjadi?
Dilansir dari sebuah laman www.halodoc.com bahwa remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Dirinya tidak mengerti semua yang dirasakannya dan tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dirinya sulit untuk mengontrol emosi yang pada akhirnya diekspresikan secara meledak-ledak.
Benar sekali, memang perubahan hormon merupakan salah satu penyebab dari labilnya emosi pada remaja. Berbicara tentang hormon yang sering terdengar di telinga kita, sudahkah kita mengetahui apa makna hormon yang sebenarnya dan bagaimana fungsi hormon pada tubuh manusia? Sebelum itu kita akan membahas tentang neurotransmitter serta bagaimana sih neuron itu berkomunikasi?
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa neuron merupakan sebuah sel saraf yang terdapat pada setiap tubuh manusia dan memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls saraf. Sedangkan neurotransmitter adalah senyawa kimiawi yang membawa pesan atau sinyal antara satu sel saraf (neuron) pada sel saraf target.
Sederhananya neurotransmitter bisa digambarkan seperti kurir yang mengantar pesanan barang kepada penerima barang. Sel saraf target yang dimaksud dapat berada di otot, bagian lain dalam tubuh, dan berbagai kelenjar.
Neurotransmitter ini berperan penting bagi otak manusia dalam mengatur kinerja berbagai sistem tubuh, seperti detak jantung, pencernaan, pernapasan, gerakan otot, konsentrasi, nafsu makan, serta suasana hati.
Terdapat tiga macam neurotransmitter berdasarkan cara kerjanya, yaitu :
1. Neurotransmitter Eksitasi (Excitatory)
Bekerja dengan mendorong neuron target untuk melakukan sebuah aksi, contoh :
- Epinephrine : atau adrenalin ini berupa obat dan juga hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Bentuk obat adalah berupa cairan yang disuntikkan dan berfungsi untuk menyempitkan pembuluh darah serta melebarkan saluran pernapasan.
- Norepinephrine : merupakan senyawa organik dalam otak dan tubuh yang memiliki fungsi sebagai hormon dan neurotransmitter.