Namun, kali ini beda. Saya pun bingung mencerna ucapan dari customer ini.
"Saya X yang pesan piza ini. Harusnya jangan ditaruh belakang dong. Ini kan makanan? Tidak pantas ditaruh di belakang bokong."
Sontak, bulir-bulir keringat sebesar biji jagung pun berebutan meluncur deras dari dahi saya. Sumpah, saat itu saya berasa jadi terdakwa yang mendapat vonis berat di hadapan hakim tanpa tahu salahnya apa.
"Maaf, ka. Biasanya kami, para ojol membawa piza memang ditaruh di jok belakang," jawab saya dengan gamang.
"Jangan dibiasain ya mas. Ini makanan. Ga pantas dipantatin."
"I... Iya, ka. Maaf ya," lanjut saya masih keheranan di depan wanita sekitar 30-40 tahunan ini.
Serius, saat itu saya bingung. Jawab apa pun pasti salah.
Padahal, saya dan ribuan ojol lainnya, kalo bawa piza memang taruh belakang jok. Ga mungkin ditenteng pakai tangan kiri sambil menjalankan motor.
Kan bahaya. Apalagi kalo orderannya banyak seperti yang saya alami dengan lima loyang besar dan dua sedang.
Beda cerita jika memesan langsung via resto. Alias, bukan lewat aplikasi ojol.
Mayoritas resto piza atau fastfood punya motor sendiri yang dibelakang jok diberi box berukuran besar.