Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Daftar Mal Elite di Jakarta dan yang Gratiskan Parkir untuk Ojol

19 Juni 2024   20:58 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:58 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Himbauan manajemen PI untuk ojol(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)

Daftar Mal Elite di Jakarta dan yang Gratiskan Parkir untuk Ojol

SEMERBAK harum tanah setelah hujan memang memiliki ciri khas. Wanginya itu loh, bikin perasaan jadi adem.

Usai hujan yang mengguyur ibu kota sejak pagi, saya pun hendak istirahat untuk makan. Setelah keliling nyari tempat yang nyaman untuk bersantap, akhirnya ketemu di pinggir Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Saya langsung membuka bungkusan nasi dan lauk yang dibuatkan ibu di rumah. Saat asyik menyantap, datang rekan ojek online (ojol) yang juga ingin istirahat.

Tak lama, dia bangkit. Namun, duduk lagi.

Kini, pandangannya fokus pada layar hp yang terus berbunyi. Tangannya asyik menari di depan layar.

"Wah, gacor bro," ujar saya membuka percakapan.

"(Orderan) Food terus bro. Ente ga dinyalain aplikasinya?"

"Off dulu. Istirahat makan."

"Males nih, ngambilnya di mal terus."

"Dimana, Pacific Place?"

"Bukan, Ashta. Malnya ribet."

"Kakap?"

"Boro-boro. Belanja makanannya 400 ribu lebih tapi ongkosnya cuma delapan ribuan. Belom dipotong parkir."

"Iya juga, bro. Mending cari orderan yang ongkosnya lumayan."

"Iya nih, udah empat orderan dilewatin. Ane geser bro."

"Kemana?"

"Blok M atau Santa."

"Lanjut bro."

Demikian obrolan singkat tersebut. Saya memahami enggannya rekan ojol itu untuk mengambil orderan di Astha, mal yang terletak di kawasan SCBD.

Sebab, ojol dilarang memakai atribut. Alias, jaket harus ditaruh di motor, tidak boleh dipakai terbalik atau ditenteng.

Itu yang saya rasakan saat mengambil orderan food, tahun lalu. Sekaligus, kemungkinan yang terakhir kali saya ambil.

Kecuali, jika ongkosnya lumayan. Itu lain cerita.

Namun, kalo cuma ongkirnya delapan ribuan seperti yang didapat rekan ojol tadi, ya ogah. Sebab, udah aturannya ribet  harus kena parkir pula.

Padahal, di kawasan yang sama, ada mal yang menurut saya cukup ramah terhadap ojol. Yaitu, Pacific Place (PP) yang menyediakan parkir gratis untuk ojol dan kurir paket.

Mereka juga memperbolehkan ojol untuk memakai atribut dengan syarat jaketnya dibalik. Atau ditenteng, yang tidak dipermasalahkan.

Menurut saya aturan di PP cukup fair. Kendati, larangan memakai jaket ojol di beberapa mal, apartemen, atau gedung perkantoran, memang kerap mengundang pro dan kontra.

Namun, sebagai tamu, saya selalu menghormati aturan yang dibuat tuan rumah. Sesimpel itu.

Jika ada aturan lepas jaket, ya saya lepas. Kalo boleh dipakai, ya saya pakai.

Sebab, saya memahami, jaket ojol apa pun itu aplikasinya, jika dipakai di mal bisa diidentikkan sebagai iklan berjalan. Itu mengapa, hampir seluruh mal, plaza, atau pusat perbelanjaan di Jakarta, khususnya yang elite, memberikan larangan.

Hanya, aturan paling ekstrem yang saya ketahui ada dua. Yaitu, Ashta dan Plaza Indonesia (PI).

Keduanya mewajibkan ojol untuk menyimpan jaketnya di motor. Tidak boleh dipakai terbalik atau ditenteng.

Ya, saya sih ikutin aja. Namanya tamu, harus paham ketentuan tuan rumah.

Sementara, tiga dari lima mal terelite di Jakarta versi saya (Bintang Lima), memperbolehkan jaket ojol dibalik atau ditenteng. Yaitu, PP, Grand Indonesia (GI), dan Plaza Senayan (PS).

Untuk Pondok Indah Mal (PIM), saya belum pernah ambil orderan food atau kirim barang di sana.

Yang menarik, terkait PP. Meski berstatus mal elite dengan dihuni brand ternama dan lokasinya strategis di SCBD, tapi cukup ramah terhadap ojol.

Apresiasi untuk manajemen Pacific Place yang berhasil memanusiakan manusia. Sebelumnya, empat tahun lalu saat pandemi saya pernah tulis kritik akibat tiada tempat parkir hingga harus nyeberang ke Bursa Efek Indonesia (https://www.roelly87.com/2020/02/pi-pp-dan-ta-ini-daftar-mal-yang-kurang.html).

Untuk mal yang menurut saya levelnya di bawah mereka, ada Lotte Shopping Avenue (Lotte Mal Ciputra), yang tidak kalah ramahnya. Itu karena mal yang terletak di Jalan Prof. Dr. Satrio, ini menyediakan shelter gratis untuk ojol dengan durasi 30 menit.

Menurut saya, ini sangat bermanfaat bagi ojol. Sebab, saya bisa nyaman parkir motor dalam mal tanpa takut hilang atau diangkut Dishub jika naruhnya di pinggir jalan.

Apalagi, Lotte Mal ini juga membolehkan ojol untuk memakai jaketnya. Sumpah, ini aturan yang keren.

Itu seperti saudara tuanya, Mal Ciputra (Citraland) di Daan Mogot, Jakarta Barat. Respek dengan Ciputra Group yang sangat mengakomodasi keberadaan ojol.

Sebab, tidak banyak mal atau pusat perbelanjaan yang seperti itu. Padahal, saat pandemi, kehadiran ojol banyak diapresiasi.

Pasalnya, ketika itu restoran dilarang untuk membuka layanan makan di tempat. Alhasil, banyak yang akhirnya tutup.

Sementara, yang bertahan sukses mengandalkan aplikasi pengantaran makanan seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood, Traveloka Eats, dan sebagainya. Berkat keberadaan aplikasi itu, restoran tetap bisa menjual makanannya kepada pelanggan yang diantar melalui ojol.

Sekaligus, memberikan pemasukan bagi restoran untuk bisa bayar sewa tempat ke pengelola mal. Di sisi lain, mal pun bisa tetap beroperasi meski terbatas.

Hanya, setelah pandemi itu, situasi kembali ke setelan pabrik. Keberadaan ojol kerap dipandang sebelah mata oleh pengelola mal.

Ga semua, sih seperti itu. Namun ya, mayoritas.

Selain Ciputra Group, ada beberapa grup properti yang ramah terhadap ojol. Termasuk, Lippo yang menyediakan shelter parkir gratis di tiga mal yang saya tahu, yaitu Lippo Mal Puri di Jakarta Barat, Kemang Village (Jakarta Selatan), dan Pluit Village (Jakarta Utara).

Saya pribadi, sebagai ojol angkat topi buat manajemen yang memanusiakan manusia.

Himbauan manajemen PI untuk ojol(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)
Himbauan manajemen PI untuk ojol(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)

Berikut, daftar mal elite di Jakarta versi saya dengan kategori parkir gratis untuk ojol dan terkait atribut:

***** (Bintang 5)
Grand Indonesia (Jakarta Pusat) BP/ADL
Plaza Indonesia (Jakarta Pusat) BP/AWT
Plaza Senayan (Jakarta Pusat) BP/ADL
Pacific Place (Jakarta Selatan) PG/ADL
Pondok Indah (Jakarta Selatan) ?

**** (Bintang 4)
Senayan City (Jakarta Pusat) BP/ADL
Gandaria City (Jakarta Selatan) BP/ADL
Lotte Shopping Avenue (Jakarta Selatan) PGds/AOP
Central Park (Jakarta Barat) PG/ADL
Lippo Mal Puri (Jakarta Barat) PG/AOP
Taman Anggrek (Jakarta Barat) BP/ADL
PIK Avenue (Jakarta Utara) PGds/ADL
Emporium (Jakarta Utara) BP/ADL

*** (Bintang 3)
Sarinah (Jakarta Pusat) BP/ADL
Gajah Mada (Jakarta Pusat) BP/AOP
ITC Roxy Mas (Jakarta Pusat) BP/AOP
Citywalk Sudirman (Jakarta Pusat) PG/ADL
Kuningan City (Jakarta Selatan) PG/ADL
Kemang Village (Jakarta Selatan) PG/ADL
Astha (Jakarta Selatan) BP/AWT
Kota Kasablanca (Jakarta Selatan) BP/ADL
Citraland (Jakarta Barat) PG/AOP
Mal Puri Indah (Jakarta Barat) PG/AOP
Green Sedayu (Jakarta Barat) PG/ADL
Pluit Village (Jakarta Utara) PG/AOP
Mal Kelapa Gading (Jakarta Utara) PG/ADL

Lanjut ->
Mangga Dua Square (Jakarta Pusat) PG/ADL
HXC (Jakarta Pusat) PG/AOP
Atrium Senen (Jakarta Pusat) ?
Golden Truly (Jakarta Pusat) ?
Bellagio Mal (Jakarta Selatan) BP/ADL
Season City (Jakarta Barat) BP/AOP

Keterangan
PG: Parkir Gratis
PGds: Parkir Gratis dengan Syarat <30 menit
BP: Bayar parkir seperti pengendara umum lainnya
AOP: Atribut ojol diperbolehkan pakai
ADL: Atribut ojol/jaket dilepas atau boleh dipalai tapi dibalik
AWT: Atribut ojol wajib disimpan di motor/tidak boleh dibawa masuk gedung

Disclaimer: Artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi. Bisa jadi ada beberapa yang terlewat, keliru, atau tidak update hingga 19 Juni 2024 ini.

*       *       *

Artikel sebelumnya:


- https://www.roelly87.com/2020/02/pi-pp-dan-ta-ini-daftar-mal-yang-kurang.html

- https://www.kompasiana.com/roelly87/654d5c09edff7656426c3e82/menara-kadin-yang-memanusiakan-manusia

*       *       *

Artikel Selanjutnya:

- Ironi Ratu Plaza yang Terisolasi di Lokasi Strategis

- Apartemen dan Gedung Perkantoran Paling Dihindari Ojol

- Sarinah Sudah Bersolek tapi Serba Kentang

- Mega Mall Pluit (Pluit Village) Punya Cerita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun