Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Daftar Mal Elite di Jakarta dan yang Gratiskan Parkir untuk Ojol

19 Juni 2024   20:58 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parkir gratis untuk ojol dan kurir paket di Lotte Shopping Avenue(Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87)

Ya, saya sih ikutin aja. Namanya tamu, harus paham ketentuan tuan rumah.

Sementara, tiga dari lima mal terelite di Jakarta versi saya (Bintang Lima), memperbolehkan jaket ojol dibalik atau ditenteng. Yaitu, PP, Grand Indonesia (GI), dan Plaza Senayan (PS).

Untuk Pondok Indah Mal (PIM), saya belum pernah ambil orderan food atau kirim barang di sana.

Yang menarik, terkait PP. Meski berstatus mal elite dengan dihuni brand ternama dan lokasinya strategis di SCBD, tapi cukup ramah terhadap ojol.

Apresiasi untuk manajemen Pacific Place yang berhasil memanusiakan manusia. Sebelumnya, empat tahun lalu saat pandemi saya pernah tulis kritik akibat tiada tempat parkir hingga harus nyeberang ke Bursa Efek Indonesia (https://www.roelly87.com/2020/02/pi-pp-dan-ta-ini-daftar-mal-yang-kurang.html).

Untuk mal yang menurut saya levelnya di bawah mereka, ada Lotte Shopping Avenue (Lotte Mal Ciputra), yang tidak kalah ramahnya. Itu karena mal yang terletak di Jalan Prof. Dr. Satrio, ini menyediakan shelter gratis untuk ojol dengan durasi 30 menit.

Menurut saya, ini sangat bermanfaat bagi ojol. Sebab, saya bisa nyaman parkir motor dalam mal tanpa takut hilang atau diangkut Dishub jika naruhnya di pinggir jalan.

Apalagi, Lotte Mal ini juga membolehkan ojol untuk memakai jaketnya. Sumpah, ini aturan yang keren.

Itu seperti saudara tuanya, Mal Ciputra (Citraland) di Daan Mogot, Jakarta Barat. Respek dengan Ciputra Group yang sangat mengakomodasi keberadaan ojol.

Sebab, tidak banyak mal atau pusat perbelanjaan yang seperti itu. Padahal, saat pandemi, kehadiran ojol banyak diapresiasi.

Pasalnya, ketika itu restoran dilarang untuk membuka layanan makan di tempat. Alhasil, banyak yang akhirnya tutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun